Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGIPF soal Desakan Ketum PSSI Mundur: Sudah Sepatutnya...

Kompas.com - 14/10/2022, 16:24 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Ferril Dennys

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan menyebut sudah sepatutnya  Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan jajaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI mengundurkan diri.

Menurut TGIPF, Ketum PSSI bersama jajaran Exco sudah sepatutnya mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.

Adapun tragedi Kanjuruhan sudah menjadi persoalan kemanusiaan mengingat banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namum dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri," tulis TGIPF dalam laporannya.

Baca juga: 8 Dosa PSSI Terkuak Usai Tragedi Kanjuruhan

"Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, di mana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," demikian pernyataan TGIPF.

TGIPF melaporkan kesimpulan terkait hasil penyelidikan tragedi Kanjuruhan pada Jumat (14/10/2022) sore WIB.

Dalam laporannya, TGIPF menjabarkan enam unsur utama di balik terjadinya tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu, salah satunya PSSI.

TGIPF menyebut PSSI selaku induk sepak bola Tanah Air tidak bekerja secara profesional.

Baca juga: TGIPF Simpulkan 5 Kesalahan PT LIB dalam Tragedi Kanjuruhan

Demikian juga dengan pemangku kepentingan liga sepak bola Indonesia, dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), panitia pelaksana (panpel) pertandingan, hingga Security Officer (SO).

"(Tragedi Kanjuruhan) terjadi karena PSSI dan pemangku kepentingan liga sepak bola Indonesia tidak profesional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing," tulis TGIPF.

"Cenderung mengabaikan berbagai peraturan dan standar yang sudah dibuat sevelumnya, serta saling melempar tanggung jawab pada pihak lain," lanjut keterangan TGIPF.

TGIPF menyebut hal tersebut sebagai akar masalah dalam keberlangsungan kompetisi sepak bola Indonesia.

Baca juga: TGIPF: PSSI dkk Tidak Profesional, Tak Paham Tugas dan Perannya

"Sikap dan praktik seperti ini merupakan akar masalah  merupakan akar masalah yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun dalam penyelenggaraan kompetisi sepak bola kita," tulis TGIPF.

Oleh karena itu, TGIPF merekomendasikan adanya langkah-langkah perbaikan untuk memperbaiki persepakbolaan nasional.

"Sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan secara drastis namun terukur untuk membangun peradaban baru dunia sepakbola nasional," demikian pernyataan TGIPF.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com