KOMPAS.com - Nasib sial bak selalu menimpa PSM Makassar di Piala Presiden 2022.
Dua pertandingan yang mereka jalani di babak penyisihan Grup D di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang selalu diwarnai dengan keputusan kontroversial dari wasit.
Pada pertandingan pertama Grup D Piala Presiden 2022 melawan Arema FC, Sabtu (11/6/2022) lalu gol PSM Makassar dianulir karena offside. Walau begitu, pada akhirnya PSM berhasil memenangkan pertandingan kontra Arema dengan skor 1-0.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, pun menyoroti kepemimpinan wasit di Piala Presiden 2022. Ia merasa dirugikan karena seharusnya PSM Makassar bisa mencetak gol lebih banyak.
Baca juga: Hasil Persita Vs PSS Sleman 0-2: Super Elja Buat Suporternya Pulang dengan Bangga
Sementara itu, laga kedua melawan Persikabo 1973, Rabu (15/6/2022) kemarin diwarnai penalti pada pengujung laga yang membuat tim berjuluk Juku Eja menyerah 0-1.
Penalti Persikabo 1973 pada menit ke 90+1 itu juga mengundang perdebatan. Sebab, pelanggaran dirasa terjadi tipis di luar kotak penalti.
Sehingga, pelanggaran itu dinilai seharusnya hanya berbuah tendangan bebas, bukan penalti.
Baca juga: Hasil PSM Vs Persikabo 0-1, Gol Penalti Injury Time Menangkan Laskar Padjadjaran
Bernardo Tavares memutuskan untuk mengambil sikap berkelas dengan tidak mau lagi berkomentar mengenai kepemimpinan wasit.
Ia tidak mau mencederai perjuangan anak asuhnya dengan komentar-komentar negatif.
“Saya tidak mau bicara soal wasit. Jadi tolong jangan tanyakan kepada saya soal wasit. Saya kalah dan saya tidak mau bicara soal wasit seolah-olah saya menyalahkan wasit. Jika kalian melihat videonya, kalian akan tahu kenapa,” tutur sang pelatih asal Portugal itu.
Meski Bernardo Tavares tidak bisa menutupi rasa kecewanya. Ia menegaskan hasil ini sangat tidak adil untuk PSM Makassar.
Baca juga: Hasil Piala Presiden Persikabo Vs Persik 0-1: Macan Putih Ikuti Jejak PSM Makassar
“Ini terasa kami melawan dua tim. Ini tidak terjadi seperti sebelumnya. Kami melaluinya dengan baik. Ini seperti pembalasan kepada kami,” ujar pelatih berusia 42 tahun itu.
“Jadi, ketika selesai pertandingan, saya menuju ruang ganti dan saya berbicara dengan pemain. Mereka sangat tidak senang karena mereka tidak pantas mendapatkan ini.”
“Tidak mudah berjuang terus-terusan selama 90 menit. Membuat banyak peluang dan kemudian sesuatu terjadi. Semua orang melihat. Tapi inilah sepak bola. Kami mendapat kejutan” katanya mengakhiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.