KOMPAS.com - Bintang sepak bola Thailand, Chanathip Songkrasin, menjadi salah satu pemain yang disorot selama gelaran Piala AFF 2020 di Singapura pada Desember lalu.
Chanathip Songkrasin yang mendapat julukan Messi-nya Thailand itu membantu negaranya merengkuh trofi Piala AFF untuk keenam kalinya. Keberhasilan itu diraih Chanathip bersama Thailand setelah mengalahkan timnas Indonesia dengan skor agregat 6-2 pada final.
Hasil itu sekaligus membuat Thailand mempertegas status sebagai raja di turnamen antarnegara Asia Tenggara tersebut. Thailand merupakan negara dengan koleksi gelar Piala AFF terbanyak, yakni enam trofi.
Adapun Piala AFF 2020 merupakan gelar ketiga bagi Chanathip Songkrasin. Dia sebelumnya juga berkontribusi membawa Thailand menjadi kampiun Piala AFF edisi 2014 dan 2016.
Selain membawa Thailand juara Piala AFF 2020, Chanathip juga dinobatkan sebagai pemain terbaik untuk ketiga kalinya di kompetisi tersebut.
Baca juga: Chanathip Songkrasin Sepakat Gabung Tim Juara J-League, Pecahkan Rekor Transfer Pemain Thailand
Sebanyak tiga trofi dan tiga gelar pemain terbaik Piala AFF mengantarkan Chanathip bergabung dengan tim juara J-League atau Liga Jepang, Kawasaki Frontale.
Frontale rela mengeluarkan dana mencapai 500 juta yen atau sekitar Rp 61,8 miliar untuk meminang Chanathip dari Hokkaido Consadole Sapporo. Nilai tersebut merupakan transfer tertinggi bagi pesepak bola Thailand sekaligus Asia Tenggara.
Proses negosiasi pun terbilang cepat karena tim berjuluk Azzurro Nero itu baru memulai pembicaraan dengan Hokkaido Consadole Sapporo usai melihat Chanathip mencetak dua gol ke gawang Vietnam pada semifinal Piala AFF, 23 Desember 2021.
Kawasaki Frontale menjadikan Chanathip sebagai pilar utama klub demi memenuhi misi pada tahun ini untuk menjadi juara Liga Jepang dalam tiga musim beruntun. Tim yang berusia 67 tahun itu juga berambisi untuk meraih gelar pertama di Liga Champions Asia.
Bergabung dengan Kawasaki Frontale diakui Chanathip sesuai dengan targetnya. Ia bertekad untuk mengeluarkan segala kemampuan dan menggunakan semua pengalamannya untuk membantu Frontale.
"Saya bersyukur memiliki kesempatan bermain di Kawasaki Frontale. Saya akan menggunakan pengalaman saya selama ini untuk berkontribusi bagi tim di dalam dan luar lapangan," kata Chanathip dilansir dari laman Frontale.
"Saya sangat senang ketika mendengar kabar Frontale ingin memboyong saya. Sebab, hal itu sesuai dengan target saya pada tahun ini untuk memenangi Liga Jepang," ujar Chanathip.
Andai bisa menjadi juara liga bersama Frontale, Chanathip akan mengikuti jejak rekannya di timnas Thailand, Theerathon Bunmathan, yang lebih dulu menjadi kampiun Liga Jepang bersama Yokohama F Marinos pada 2019.
Adapun Chanathip Songkrasin juga mencapai sejumlah prestasi selama membela Hokkaido Consadole Sapporo. Consadole sebelumnya memboyong Chanathip dari tim juara Liga Thailand, Muangthong United, pada 2017 dengan mahar senilai 2,8 juta euro atau Rp 45,6 miliar.
Ia membantu Consadole menembus peringkat keempat musim 2018 dan menjadi runner up Piala Liga Jepang edisi 2019. Itu adalah catatan terbaik bagi Consadole, klub yang berdiri pada 1935.
Baca juga: Pelatih Thailand: Pemain Asia Tenggara Harus Ikuti Chanathip