KOMPAS.com - Singapura masih diselimuti kabut asap seminggu menjelang seri balapan Formula One (F1) 2019 di Sirkuit Marina Bay.
Asap tersebut berasal dari pembakaran hutan yang bertujuan untuk membuka lahan di hutan Indonesia, tepatnya di Pekanbaru, Riau.
Kabut asap Riau ini merupakan masalah tahunan bagi negara-negara tetangga Indonesia, termasuk Singapura.
Baca juga: Bentrok dengan F1 Singapura, Jadwal MotoGP Aragon Dimajukan
Akan tetapi, kabut asap tahun ini diperparah dengan cuaca yang sangat kering.
"Kondisi kabut asap di Singapura memburuk sore ini," demikian pernyataan dari Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), seperti dikutip dari AFP, Sabtu (14/9/2019).
"Ini disebabkan karena pertemuan angin di wilayah terdekat yang menyebabkan lebih banyak kabut asap dari Sumatera diterbangkan ke Singapura," lanjut pernyataan tersebut.
Baca juga: Dunia Balap Jerman Perlahan Tinggalkan F1 dan Berpaling ke Formula E
NEA menambahkan, kondisi udara di sebagian besar wilayah Singapura telah mencapai angka 108 batas indeks toleransi polusi udara (PSI).
Padahal, angka 101-200 psi sudah termasuk golongan tidak sehat.
Oleh karenanya, para penduduk Singapura disarankan untuk tidak beraktivitas di luar ruangan.
Baca juga: Hasil F1 GP Italia, Charles Leclerc Raih Kemenangan Kedua Beruntun
Kabut asap yang melanda Singapura ini bisa saja mengganggu rangkaian balapan F1 di negara berpenduduk 5,6 juta jiwa ini.
Formula 1 seri Singapura 2019 dijadwalkan akan berlangsung pada 20-22 September 2019 di Sirkuit Marina Bay.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak F1 terkait masalah kabut asap yang menyelimuti langit Singapura.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.