KOMPAS.com - Penyerang Manchester City, Raheem Sterling (24), kian unjuk gigi sebagai seorang pemain yang mulai memasuki level elite di dunia sepak bola Eropa, bahkan dunia.
Hat-trick Raheem Sterling saat membawa Manchester City mengalahkan Watford 3-1 pada laga Liga Inggris, Sabtu (9/3/2019), mengangkat perolehannya menjadi 62 gol dan 62 assist dalam 178 laga di semua kompetisi bersama kubu Sky Blues.
Sejak awal musim 2017, Sterling menyumbang lebih banyak gol (33) dan assist (20) bagi Manchester City ketimbang semua pemain lain.
Bahkan, hanya penyerang Liverpool, Mohamed Salah (66 gol dan assist) yang dapat mengalahkan catatan sang penyerang di Premier League.
Baca juga: Manchester City Kembali Bermasalah Soal Transparansi Finansial
Namun, pemberitaan media lebih sering mengarah ke pemain selain Sterling di Premier League.
Nama Eden Hazard erat dikaitkan dengan Real Madrid dalam beberapa tahun terakhir sebagai pengganti Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale.
Mohamed Salah menjadi pujaan publik dengan aksi-aksinya kala mengantar Liverpool ke final Liga Champions musim lalu.
Sementara, Harry Kane tetap menjadi poster boy seorang pemain timnas Inggris.
Bahkan, seusai aksi Sterling mencetak tiga gol ke gawang Watford, Pep Guardiola menghabiskan tujuh menit pertama sesi konferensi pers menjawab pertanyaan reporter apakah gol pertama Sterling off-side atau tidak.
"Poin saya yang saya sampaikan dengan sedih adalah hari ini semua dalam konferensi pers, kecuali perihal isu Juventus, adalah berbicara soal wasit," tutur Guardiola.
Hubungan Sterling dengan media Inggris memang tidak hangat.
Framing pemberitaan terhadap Sterling tetap sama: Seorang pemuda berkulit hitam kaya raya dengan penghasilan raksasa sehingga ia kerap menghamburkan uang untuk gaya hidup mewah.
Apapun yang ia lakukan mendapat sorotan, baik itu sekadar belanja di swalayan, belanja di tempat mewah, dituduh berganti-ganti mobil, hingga membelikan rumah bagi ibunya.
Tato senjata yang ia buat jelang Piala Dunia 2018 untuk mengenang ayahnya yang tewas ditembak dipelintir oleh media sebagai Raheem Sterling memuja kekerasan.
Singkat kata, semua hal yang ia lakukan menjadi makanan media.