Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manchester City Kembali Bermasalah Soal Transparansi Finansial

Kompas.com - 05/03/2019, 06:30 WIB
Firzie A. Idris,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Performa Manchester City tampak kembali ke jalur benar. Akan tetapi, kubu Manchester Biru menarik pemberitaan kurang sedap di luar lapangan.

Media Jerman, Der Spiegel, mengeluarkan beberapa temuan Football Leaks soal dugaan pelanggaran klub dalam hal transparansi finansial dan transfer pemain.

Pertama adalah soal investigasi mengenai dugaan penggelembungan dana sponsor.

Pemilik klub, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, diyakini telah mengeluarkan hingga 1 miliar pounds (Rp 18 triliun) lebih untuk membiayai klub dalam bentuk pembelian pemain dan pembangunan infrastruktur sejak 2008.

Baca juga: Puma Gelontorkan Dana Rp 12 Triliun untuk Manchester City

Der Spiegel mendapatkan salinan surat elektronik salah satu direktur Manchester City, Simon Pearce, ke Aabar, suatu perusahaan investasi asal Abu Dhabi yang menjadi salah satu sponsor klub.

Pada 2010, Aabar menandatangani kontrak sponsorship senilai 15 juta pounds per musim.

Namun, Aabar hanya membayar 3 juta pounds dengan sisanya dibiayai oleh Sheikh Mansour melalui "sumber-sumber lain".

Ada juga surat elektronik yang menyatakan bahwa sumbangan-sumbangan dana sang pemilik harus melewati perusahaan-perusahaan asal Abu Dhabi yang menjadi sponsor klub.

Menurut surat elektronik dari Pearce ke Chief Financial Officer Manchester City, Jorge Chumillas, "Sumbangan Rekanan" merupakan sebutan bagi aliran dana ke para sponsor yang nantinya mengalir ke City.

Aliran ke para sponsor ini diduga datang dari Abu Dhabi United Group for Development and Investment (ADUG) milik Sheikh Mansour, Chairman Man City, yang merupakan pemilik resmi klub.

Surel pada Desember 2013 mengindikasikan bahwa mayoritas dana sponsor dari maskapai Etihad datang dari ADUG.

Baca Juga: Pep Guardiola Tak Menyesal jika Gelar Liga Inggris Disabet Liverpool

Pada 2015, Etihad hanya membayar Man City 8 juta pounds dengan ADUG membayar sisa nilai sponsorship senilai 67,5 juta pounds per musim.

Manchester City juga dituduh menggunakan jasa kepemilikan pihak ketiga untuk mendulang profit ekstra dan mengatur jalan karier beberapa pemain muda menjanjikan mereka.

Fakta bahwa kepemilikan pihak ketiga dilarang di Liga Inggris dan juga oleh FIFA tampak tidak mengendurkan niat Man City.

"Beberapa klub dan pihak lain telah mencari dan mencoba beberapa skema alternatif untuk mengakali potensi larangan," tulis suatu memo internal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com