Atas kenyataan yang bisa dibilang menjadi tragedi bagi para penggemar Il Samp, pelatih Walter Zenga dan presiden Massimo Ferrero, langsung meminta maaf. Bagaimana tidak, drama yang tersaji di markas Torino tersebut akan tercatat dalam sejarah sebagai kekalahan terburuk yang pernah didapatkan Sampdoria pada kompetisi Eropa.
Setelah wasit membunyikan peluit panjang tanda laga usai, Zenga memimpin pasukannya untuk memberikan hormat kepada para fans yang sangat kecewa. Apa reaksinya? Bukan cuma meneriaki tim kesayangannya, para fans juga meminta mereka (tim) segera pergi. Bahkan, para pendukung menolak "hadiah" sarung tangan penjaga gawang Emiliano Viviano dengan cara kembali melemparkannya kepada sang pemain.
Di tengah teriakan dan cemoohan penonton, Zenga berteriak agar para pemain tidak disalahkan. "Ini salahku. Salahkan aku! Jangan salahkan para pemain," demikian ucapan Zenga.
Presiden Ferrero pun tampil dan berusaha menenangkan para pendukung. Dia memberikan hormat kepada para suporter dan mencium syal Sampdoria yang dililitkan di lehernya.
Ironisnya, pernyataan Ferrero sehari sebelum laga ini, justru terjadi pada timnya sendiri. "Tuhan mengirimkan kepada kita Vojvodina sehingga kita bisa mengalahkan mereka dengan skor 4-0."
Dengan hasil ini, Sampdoria harus berjuang ekstra keras pada leg kedua di Novi Sad, Kamis (6/8/2015). Meskipun mereka memiliki peluang membalikkan keadaan, tetapi tampaknya Sampdoria memerlukan sedikit keajaiban untuk menghentikan langkah tim Serbia tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.