Blatter sudah menjabat sebagai Presiden FIFA sejak 1998 setelah menghentikan dominasi pria asal Brasil, Joao Havelande, yang sebelumnya memimpin organisasi tertinggi sepak bola dunia itu selama 24 tahun
Blatter kemudian mengalahkan Issa Hayatou (Presiden konfederasi Afrika/CAF) dari Kamerun pada pemilihan 2002 sebelum memenangkan masa jabatan ketiga di Kongres FIFA lima tahun kemudian.
Blatter sebelumnya sudah mengonfirmasi bakal kembali mencalonkan diri pada pemilihan Presiden FIFA tahun ini. Namun, ia dalam beberapa bulan terakhir kerap didesak mundur dari jabatannya setelah muncul dugaan korupsi di tubuh FIFA terkait rencana Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
"Saya mencoba menjadi Presiden FIFA karena saya percaya ini saat yang tepat untuk mengubah fokus dari masalah administrasi ke urusan olahraga," ungkap Prince Ali.
"Ini bukanlah keputusan yang mudah. Keputusan itu muncul berdasarkan pertimbangan dan diskusi yang ketat bersama anggota FIFA lainnya beberapa bulan terakhir."
"Pertandingan olahraga di dunia butuh organisasi kelas dunia dengan pelayanan, model etika, transparansi, dan anggota yang bagus. Judul utama media haruslah mengenai sepak bola, sepak bola indah, bukan mengenai FIFA," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.