"Anda benar-benar tidak memikirkannya ketika berada di situasi seperti itu," ujar pemain berusia 22 tahun ini kepada surat kabar Bild, Rabu (6/8/2014), pada wawancara pertamanya sejak mencetak gol tunggal kemenangan tersebut.
"Saya dapat berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada anda, tetapi itu terjadi setelah (saya) melihat rekaman ulang diri saya sendiri. Pada pertandingan, semua terjadi secara intuitif," tambah Goetze, yang mencetak gol itu pada menit ke-113 atau babak perpanjangan waktu.
Mantan pemain Borussia Dortmund ini menepis rumor bahwa dirinya mengalami mediokritas Piala Dunia, sampai menjelang sebelum masa perpanjangan waktu di final setelah lebih banyak menjadi pemain cadangan pada sebagian besar pertandingan fase gugur.
Ia tampil sejak awal pada empat pertandingan pertama Jerman, namun digantikan saat turun minum pada pertandingan 16 besar melawan Aljazair.
"Semua orang ingin bermain sebanyak mungkin di Piala Dunia," kata Goetze. "Saya pikir bahwa saya dapat membuat kontribusi terhadap kemenangan kami di Piala Dunia. Kapanpun saya mendapat kesempatan, nilai-nilai penampilan saya tepat. Saya terus berlatih keras (setelah dibangku cadangkan) dan tetap percaya pada diri sendiri."
Goetze mengatakan dirinya tidak ingin diwawancarai setelah Piala Dunia karena ingin menggali dirinya sendiri.
"Sejujurnya, saya harus membiarkan semuanya tenggelam," ucapnya ketika ditanyai mengapa ia sempat menolak diwawancarai.
"Saya ingin menikmati momen itu. Saya juga ingin menghindari mengatakan sesuatu pada momen euforia yang akan bertahan selamanya. Saya lebih memilih merendah. Itulah mengapa saya ingin menjauh sebentar dari hal itu."
Goetze juga merasa media telah memberikan kritik tidak adil kepada dirinya karena kerap tidak mau berkomentar. Ia mengaku tidak dapat memahami, misalnya, kritik yang ditujukan kepadanya karena tidak terlalu merayakan gol ketika ia mencetak dua gol saat Jerman menang 6-1 atas Armenia pada pertandingan persahabatan pra-turnamen.
"Saya memiliki pengalaman-pengalaman kurang menyenangkan dengan sejumlah pewarta pada masa lalu, itu terkadang berlebihan. Sangat menarik ketika terdapat harapan untuk saya agar selalu dapat sempurna. Itulah mengapa saya tidak berpikir dua kali sebelum mengatakan apapun."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.