KOMPAS.com - Upaya Louis van Gaal, manajer baru Manchester United, untuk membuat ”Setan Merah” kembali kompetitif dan disegani sungguh tidak main-main. Demi mengawasi setiap pemainnya saat berlatih, Van Gaal menggunakan teknologi kamera ”mata-mata”.

Kamera ”mata-mata” berdefinisi gambar tinggi (HD) itu dipasang di sejumlah titik di pusat latihan MU di Carrington, Manchester, Inggris. Alat-alat canggih senilai 500.000 poundsterling (Rp 9,9 miliar) itu dipasang atas permintaan Van Gaal.

Kamera itu akan jadi ”mata” ketiga Van Gaal dan jajaran pelatih MU untuk memonitor terus-menerus perkembangan pemain saat berlatih, termasuk soal kedisiplinan dan kebugaran fisik mereka. Berkat kamera beresolusi tinggi itu, Van Gaal juga bisa mengamati detail mimik wajah para pemainnya.

Jadi, ia bisa mengevaluasi ketika pemainnya kelelahan atau bahkan kehilangan fokus saat menempa diri. ”Jika melihat seorang pemain kehilangan konsentrasi, saya pasti langsung ’meledak’. Namun, mereka memahami respons saya ini. Konsentrasi sangat penting dalam permainan,” ujar Van Gaal, yang dikenal sangat disiplin membina para pemainnya, Jumat (1/8/2014).

Jonny Evans, pemain MU, mengatakan, pengawasan terhadap para pemain bukan hal baru di MU. Namun, semenjak kehadiran Van Gaal dua pekan lalu, pengawasan menjadi kian ketat. Hal semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

”Sekarang lebih banyak detail (kamera) di tempat latihan. Teman-teman telah melihat sebagian kamera-kamera HD itu di sekitar lapangan. Saya kira, banyak tim menggunakan ini (sistem kamera pengawas). Namun, kali ini lebih banyak detail yang dapat dimanfaatkan,” ujar Evans kepada Telegraph.co.uk.

Evans mencontohkan, rekaman dari kamera-kamera itu juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi latihan. Rekaman video bisa memberikan gambaran utuh tentang pergerakan setiap individu (pemain) di lapangan.

”Jadi, misalnya, dia (Van Gaal) memberi tahu, saya harusnya bergerak lebih 4,5 meter ke kanan. Setelah melihat rekaman video, saya betul-betul mengerti bahwa saya memang bergeser 9 meter dari posisi saya seharusnya. Model pengawasan macam ini sungguh hal yang baru untuk setiap pemain,” ujar Evans.

Sistem pengawasan kamera juga diyakini sangat bermanfaat sebagai alat mengevaluasi keefektifan taktik dan formasi baru 3-5-2 yang mulai diperkenalkan Van Gaal di MU. Mantan Manajer Barcelona, Bayern Muenchen, dan tim nasional Belanda itu mengakui, tidak akan mudah bagi para pemain MU untuk mengadaptasi taktik tersebut.

Selama dua dekade, MU telah terbiasa dengan pola formasi empat bek. Baru kali ini mereka menggunakan tiga bek tengah di belakang. Taktik yang dipakai tim Belanda itu menuntut kedisiplinan dan kerja keras, terutama dari pemain bek sayap.

”Ia (Van Gaal) mengatakan, itu akan sulit, terutama secara mental. Sebab, itu akan memaksa pemain mendorong dirinya hingga melewati batas kemampuan,” ujar Evans.

Tak heran, bek sayap baru MU Luke Shaw dilatih dan digembleng khusus demi memenuhi standar tinggi sang pelatih. (Reuters/Mirror.co.uk/JON)