Oleh:

KOMPAS.com - Mendung memayungi Rio de Janeiro, Brasil, Senin (30/6/2014) tengah hari. Namun, suasana di tangga Selaron di kawasan Lapa tak pernah muram. Suasana di sana hangat oleh kunjungan turis asing yang memadatinya hampir setiap hari, siang hingga malam, terutama di tengah Piala Dunia 2014 Brasil.

Tangga Selaron dinamai sesuai nama kreatornya, Jorge Selaron, yang asal Cile. Ada 250 anak tangga yang menghubungkan kawasan Lapa dan Santa Teresa yang berada di sisi atasnya. Menaiki tangga Selaron dari bawah hingga anak tangga teratas perlu waktu sekitar 10 menit. Melelahkan dan sesampai ”puncak” keringat sudah bercucuran.

Hal paling menarik dari tangga Selaron adalah warna-warni dunia yang terwakili oleh ribuan porselen dan keramik dari puluhan negara yang tertempel di berbagai sisi tangga. Sebut saja porselen bertuliskan ”Kiwi was here, 2008” yang berasal dari Selandia Baru.

Pada sejumlah porselen lain tertulis nama tempat, baik itu negara maupun kota. Misalnya, Luksemburg, Portugal, dan Kanada lengkap dengan lambang khas tiap-tiap negara.

Lalu, New Orleans dan Florida, keduanya negara bagian di Amerika Serikat, juga Duesseldorf, kota di Jerman.

Tertempel pula porselen yang menunjukkan lambang kelompok atau komunitas, seperti majalah Playboy. Sayang, belum terlihat porselen beridentitas Indonesia di tangga Selaron.

Keindahan tangga Selaron, salah satu tujuan wisata di Rio, membuat banyak pekerja seni menjajakan karya mereka di sana. Hampir setiap hari terpajang lukisan, gelang, dan kalung etnis, juga aneka hasil kerajinan lain. Kadang barang yang dijual di Selaron tak ditemukan di tempat lain yang juga pusat suvenir, misalnya di pasar suvenir Uruguayan yang juga di Rio.

Magnet kulkas di Selaron, satu misal, tak hanya didominasi yang bertuliskan ”Rio de Janeiro”, ”I Love Rio”, dan semacamnya. Dijual juga magnet kulkas bertema tim-tim kontestan Piala Dunia 2014 bertuliskan julukan kesebelasan.

Ada ”Three Lions” bergambar Wayne Rooney untuk tim nasional Inggris, lalu ”Albiceleste” (Argentina) bergambar Lionel Messi, dan ”La Celeste” (Uruguay) dengan aksi Luis Suarez. Bentuk lainnya, tim tuan rumah Brasil bergambar Neymar bertuliskan ”Selecao” dan ”Oranje” (Belanda) bergambarkan Robin van Persie, Arjen Robben, dan Wesley Sneijder.

Carlos, remaja Brasil penjual magnet kulkas, awalnya mematok harga 20 real Brasil (sekitar Rp 105.000) untuk delapan magnet kulkas. Setelah ditawar, anak muda yang siang itu memakai kaus Brasil tersebut bersedia memberikan potongan harga sebesar 5 real Brasil.

Patut disayangkan, sebagian penjual kerajinan terang-terangan meminta pengunjung membeli barang dagangan untuk modal membeli minuman. Hampir pasti yang dimaksud adalah minuman keras karena Senin siang itu si penjual berada dalam kondisi mabuk. Sempoyongan.

Semula bobrok

Julian, fotografer yang menjual foto-fotonya di Selaron, berpendapat, Selaron sangat menarik dikunjungi karena unik. ”Di kota lain, mana mungkin ada tangga sedemikian unik karena dihiasi ribuan porselen dari banyak negara?” ujar pria asal Kolombia itu.

Ia menambahkan, dari referensi yang dia baca serta penuturan beberapa warga dan penjual benda kerajinan, Jorge Selaron memulai proyek pribadinya pada 1990. Sebelumnya, Jorge yang tinggal di salah satu rumah di deretan tangga itu terusik melihat tangga penghubung Lapa dan Santa Teresa yang bobrok dan kotor.

Sedih melihat kerusakan tangga itu, lanjut Julian, Jorge lalu berusaha memperbaikinya. ”Awalnya, ia memasang keramik kuning, biru, dan hijau sesuai bendera Brasil, tetapi lalu diejek tetangga-tetangganya. Sejak itulah Selaron makin serius memperbaiki tangga ini,” ujar Julian, yang dua bulan terakhir terus mengendarai sepeda motor dari Kolombia dan kini sedang singgah di Rio de Janeiro.

Jorge memulai pekerjaan gilanya dengan mengumpulkan porselen dan keramik bekas yang sudah dibuang warga Rio untuk menghias tangga di depan rumahnya. Seiring dengan meluasnya informasi terkait upaya uniknya itu, pada tahun-tahun berikutnya keramik dan porselen dikirim ke rumah Jorge untuk kemudian dipasangnya di tangga.