LONDON, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal pelatih sekaliber Pep Guardiola, Sir Bobby Robson, dan Jose Mourinho. Jika ilmu ketiga pelatih ini dijadikan satu, apa jawabnya? Andre Villas-Boas (AVB).
Ya, Villas-Boas (33) memiliki hubungan erat dengan ketiganya. Pelatih yang tengah naik daun berkat sukses bersama FC Porto musim lalu itu mempelajari banyak "rahasia sepak bola" dari nama-nama di atas.
Di usia 16 tahun Villas-Boas sudah mengenal sosok alamarhum Robson. Kebetulan, Robson yang saat itu menangani Porto, tinggal satu apartement dengan Villas-Boas muda. Keduanya pun sering bertemu dan berdebat soal strategi sepak bola.
Sadar Villas-Boas memiliki pemikiran yang unik, Robson pun mengajaknya bergabung dengan departemen pengamatan Porto. Di sana, Villas-Boas dibimbing sampai ia mendapatkan sertifikat pelatih dari UEFA C setahun kemudian. Villas-Boas lalu mencoba keberuntungan melatih timnas British Virgin Islands, sebelum ditarik lagi oleh Jose Mourinho ke Porto pada usia 21 tahun.
Bersama Mou, ilmu Villas-Boas semakin lengkap. Banyak hal yang dipelajarinya. Mulai dari statistik, cara memotivasi pemain, dan lain sebagainya. Mou pun sepertinya ikut jatuh cinta dengan "muridnya" itu, sehingga ia menyertakan Villas-Boas ketika pindah ke Chelsea dan Inter Milan. Duet keduanya sukses besar memberikan rentetan prestasi untuk "The Blues" dan "La Beneamata".
Tujuh tahun bersama Mou, Villas-Boas ingin mencoba keberuntungannya sendiri pada Oktober 2009. Adalah Academica de Coimbra klub pertama yang ia latih. Dengan sulapnya, Academica yang saat itu terbenam di dasar klasemen Liga Primeira, berhasil ia angkat dan finis di peringkat 11.
Bakat emasnya langsung tercium Porto. Ia ditarik ke klub itu pada awal musim 2010-11. Banyak keraguan muncul dari publik Portugal saat itu karena Villas-Boas tak memiliki pengalaman melatih klub besar. Namun, pria kelahiran 17 October 1977 itu berhasil membungkam semuanya.
Ia mengangkat gengsi Porto di mata Eropa dengan memberikan gelar treble di akhir musim. Tak hanya itu, catatan prestasinya semakin sempurna karena ia berhasil membuat beberapa rekor baru. Ia menjadi pelatih termuda yang pernah membawa timnya juara di kompetisi Eropa pada usia 33 tahun 213 hari. Rekor tak terkalahkan Mourinho juga berhasil dipatahkannya. Villas-Boas sukses membuat Porto tak terkalahkan dalam 36 partai, menumbangkan rekor Mou dengan 33 laga.
Setelah berhasil mengantar Porto meraih gelar juara Liga Europa, Villas-Boas kemudian memberikan apresiasi kepada guru terakhirnya.
"Saya harus memberikan pujian kepada Pep Guardiola (pelatih Barca). Ia selalu menjadi inspirasi saya dengan metodologinya. Cara Barca memainkan sepak bola sungguh fantastis. Saya memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya tahun ini. Ia telah menjadi inspirasi setiap hari. Filsafatnya adalah filsafat Barcelona," puji Villas-Boas.
Tantangan Villas-Boas berikutnya datang dari Chelsea. "The Blues" rela merogoh kocek sebesar 13,3 juta euro (sekitar Rp 165 miliar) untuk menebus klausul kontraknya dari Porto. Jadilah, Villas-Boas memimpin Frank Lampard dan kawan-kawan untuk musim 2011-12.
"Pada akhirnya, ini hanya masalah berada di posisi teratas klasemen Premier League ketika kompetisi selesai," katanya optimistis.
Berhasil atau tidak Villas-Boas, hanya waktu yang bisa menjawab. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.