Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Karst Citatah Menanti Ajal...

Kompas.com - 12/07/2010, 02:55 WIB

Rini Kustiasih

Seperti telur di ujung tanduk, bukit-bukit kapur di kawasan karst Citatah yang membentang dari Padalarang hingga Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, tinggal menunggu waktu kehancurannya. Bentang alam yang menjadi bukti Cekungan Bandung pernah menjadi dasar sebuah laut dangkal pada 30 juta-25 juta tahun lalu itu merenggang nyawa karena kerusakan masif akibat penambangan serakah yang tidak terkendali.

Seperti ditemui pada suatu hari pada akhir Mei, truk-truk hilir mudik mengangkuti kapur yang dijatuhkan dengan backhoe dan diledakkan dengan dinamit di kawasan Bukit Pabeasan, Tebing 125, Bukit Karang Penganten, dan Pasir Bancana. Padahal, kawasan karst dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang digolongkan sebagai kawasan lindung nasional sehingga tidak boleh dieksploitasi.

Namun, selama puluhan tahun, kebutuhan ekonomi dijadikan alasan pembenar bagi perusakan lingkungan. Hampir 70 persen warga di kawasan Padalarang menggantungkan hidupnya pada hasil penambangan kapur. Kapur antara lain digunakan untuk bahan kosmetik; campuran bahan bangunan, seperti semen atau batako; peleburan baja, bahan papan gipsum; bahan pemutih; serta pasta gigi.

Dari Padalarang hingga Rajamandala, ratusan pabrik kapur berderet mengepulkan asap hitam yang memerihkan mata dan menyesakkan dada. Pabrik-pabrik menyediakan jasa pembakaran kapur hingga penghalusannya.

”Tidak kurang dari 200 tulisan dan penerbitan buku dikeluarkan tentang perbukitan kapur Rajamandala yang dirusak habis-habisan, tetapi pemerintah bergeming dan penambangan berlanjut,” ujar Sujatmiko, anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung.

Batu-batu kapur tetap berjatuhan, menguras tenaga ribuan pekerja yang menghancurkan batu itu dengan linggis dan palu. Dengan penghasilan penghancur batu kapur Rp 25.000 per hari, penambangan itu mengikis bentang alam yang menjadi penanda (landmark) Cekungan Bandung.

Adin Sutisna (41), pengusaha kapur yang mengelola CV Nur Bontang, mengatakan, dalam seminggu, minimal ada 10.000 ton kapur yang ditambang dari karst Citatah. ”Itu berasal dari sekitar 200 pabrik kapur di Padalarang sampai Rajamandala,” ujarnya.

Ratusan ton kapur dihasilkan dari peledakan 50-200 lubang kapur di satu lokasi penambangan. Satu lubang rata-rata bisa menghasilkan 7 ton-10 ton. Selain diledakkan, penambangan kapur Citatah juga menggunakan ekskavator. ”Jika ditambang manual dengan menggunakan martil, hasilnya sedikit,” kata Adin.

Ia menuturkan, setiap akan melakukan peledakan, ia didampingi polisi dan perwakilan dari Dinas Pertambangan Kabupaten Bandung Barat. ”Kami memang diberi izin,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Liga Champions
Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Timnas Indonesia
Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Sports
Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Liga Lain
RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

Sports
Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Internasional
Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Liga Champions
Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Internasional
Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Timnas Indonesia
Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas Indonesia
Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Sinyal Persebaya Surabaya Lakukan Perombakan Tim

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com