YANGON, KOMPAS.com - Tim nasional Indonesia dan Myanmar bermain imbang tanpa gol pada pertandingan persahabatan di Stadion Thuwuna, Yangon, Jumat (4/11/2016).
Indonesia terlihat kesulitan mengembangkan permainan, setidaknya dalam 20 menit awal. Boaz Solossa dan kawan-kawan bermain terburu-buru dan sering melakukan kesalahan dalam melempaskan umpan.
Dalam kurun waktu tersebut, Indonesia hanya mampu 2 kali masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Ancaman pertama datang dari tembakan Boaz Solossa seusai memanfaatkan umpan cerdik yang dilepaskan dari Evan Dimas. Namun, penyerang Persipura Jayapura tersebut melakukan handball sebelum melepaskan tembakan meskipun melenceng.
Sementara serangan tim tuan rumah lebih bertumpu kepada Kaung Sat Naing. Pemain bernomor punggung 8 tersebut beberapa kali melancarkan serangan yang membuat Abduh Lestaluhu sebagai bek kiri harus bekerja keras meredam serangan Sat Naing.
28'
Upaya Tembakan (Mengarah ke Gawang)#Myanmar 5 (0)#Indonesia???????? 1 (0)#TimNasDay #TimNasStats
— Labbola (@labbola) November 4, 2016
Peluang terbaik Indonesia terjadi pada menit ke-31. Boaz berhasil membawa bola ke dalam kotak penalti setelah Phyo Ko.
Dia berusaha melewati kiper lawan tetapi bola berhasil ditangkap Kyaw Zin. Di balik itu, pertahanan Indonesia tampak rapuh. Beberapa kali, Myanmar mudah masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Contohnya, Aung Thu berhasil melepaskan tembakan di dalam kotak penalti. Beruntung bagi Indonesia, bola hasil tembakan Aung Thu melayang di atas mistar gawang. Terlepas dari itu, kedua tim bermain imbang tanpa gol hingga waktu jeda.
Pada awal babak kedua, pelatih Indonesia Alfred Riedl melalukukan perubahan di lini tengah dengan memasukkan Dedi Kusnandar.
Pada menit ke-65, Riedl juga memasukkan Ferdinand Sinaga dan Rizky Pora. Kedua pemain tersebut menggantikan Lerby dan Zulham.
74'
Ball Possession#Myanmar???????? 47%#Indonesia???????? 53%#TimNasDay #TimNasStats
— Labbola (@labbola) November 4, 2016
Masuknya dua pemain tersebut belum membuat permainan Indonesia terlihat rapi.
Sebaliknya, gawang Indonesia nyaris kebobolan oleh tembakan keras Maung Maung Lwin dari luar kotak penalti. Namun, Andritanya masih sigap mengamankan gawangnya dengan menangkap bola.
Setelah itu, Myanmar kembali mengendalikan serangan. Serangan tim tuan rumah memaksa Indonesia lebih banyak berkonsentrasi memperkuat lini belakang. Indonesia pun beberapa kali harus melakukan pelanggaran untuk memutus serangan lawan.
Sementara pasukan Alfred Riedl terpaksa mengandalkan serangan balik saat mendapatkan bola.
Pada masa injury time, Indonesia memiliki dua peluang emas dari Boaz dan Ferdinand Sinaga. Namun, peluang tersebut berhasil digagalkan Myanmar.