Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guardiola Punya 3 Tantangan Besar Bersama City

Kompas.com - 03/02/2016, 07:05 WIB
Anju Christian

Penulis

Sumber Juara.net

KOMPAS.com - Penutupan sempurna pada hari terakhir jendela transfer Januari 2016 ada di Inggris. Di tengah kelesuan transaksi pemain di Manchester City, mereka justru mengamankan sosok rekrutan terpenting sepanjang sejarah klub, Josep “Pep” Guardiola. Bisa apa pelatih gundul itu di City kelak?

Figur Pep Guardiola saja sudah menjanjikan kualitas. Tambahkan faktor dukungan manajemen, sokongan dana nyaris tak terbatas, hingga materi skuad dan infrastruktur kelas wahid, masa depan Manchester City untuk naik level menjadi klub raksasa dunia semakin cerah.

Namun, Guardiola menyadari dirinya bakal menghadapi tantangan berbeda di Premier League.

“Saya berusia 44 tahun dan inilah saat tepat untuk memanfaatkan kesempatan sebagai manajer di Inggris,” katanya beberapa pekan lalu kepada The Guardian.

Saat bekal nama besar dan rentetan gelar tak cukup menjadi garansi, lelaki Spanyol itu wajib mengatasi berbagai kendala yang berpotensi menghambat kesuksesan di City.

Berikut ini adalah tiga tantangan besar yang menanti Pep:

1. Premier League Lebih Kompetitif

CHRISTOF STACHE / AFP Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, memberikan instruksi kepada para pemainnya pada laga Liga Champions kontra Bayern Muenchen di Allianz Arena, 11 Maret 2014.

Sepanjang karier kepelatihan, Guardiola meraih 19 gelar. Jumlah koleksi trofi Pep dalam 8 tahun sudah melebihi catatan gelar Manchester City selama 136 tahun klub itu berdiri (17)!

Hal tersebut membuktikan sosok Pep sebagai jaminan trofi. Namun, kondisi mulai musim depan akan berbeda. Tantangan baru Guardiola ialah karakter Premier League yang lebih kompetitif dibandingkan Spanyol atau Bundesliga.

Baca juga: Guardiola Sering Kalah di Stadion Inggris

Bersama Barcelona, Pep cuma menghadapi tekanan dari Real Madrid atau Atletico Madrid. Di Jerman, haram hukumnya untuk tidak menjagokan Bayern Muenchen juara.

Level kompetisi bakal lebih sengit di Inggris karena setiap musimnya ada 5-6 tim yang layak bersaing sebagai calon juara. Jumlah kandidat bisa bertambah satu jika mengacu anomali yang ditunjukkan Leicester City musim ini

Tingkat persaingan menjalar ke sektor ekonomi. Barca dan Madrid membentuk duopoli atas kekuatan finansial tak tertandingi oleh para pesaing mereka di liga. Pun Bayern di Jerman yang amat digdaya secara ekonomi.

Beda halnya dengan atmosfer di Premier League. Pep memang disokong dana nyaris tak terbatas, tetapi klub-klub seperti Chelsea, Manchester United, Arsenal, atau Liverpool tetap potensial pula melakukan perekrutan dengan harga di luar logika.

Jangan lupa, Pep juga akan mencicipi jadwal lebih padat di Inggris karena adanya festive season. Tradisi sibuk setelah Natal sampai pekan-pekan awal pergantian tahun itu tidak ada dalam kalender La Liga atau Bundesliga.

2. Membangun Kultur Juara

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com