Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suarez Dijadikan Kambing Hitam, Pelatih Uruguay Mundur

Kompas.com - 28/06/2014, 11:25 WIB
Okky Herman Dilaga

Penulis

Sumber Sky Sports
RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com — Pelatih tim nasional Oscar Tabarez akan mengajukan pengunduran diri dari posisi anggota Komite Strategis FIFA dalam beberapa hari ini. Menurut Tabarez, hal itu merupakan bentuk keberatannya terhadap sanksi berat yang dijatuhkan FIFA kepada anak didiknya, Luis Suarez.

"Tidak bijaksana atau tidak seharusnya (saya) berada dalam organisasi berisi orang-orang yang mempromosikan keputusan ini, yang memberikan hukuman tersebut, dan yang membuat prosedur dan nilai-nilai yang berbeda dari yang saya miliki," ujar Tabarez.

"Oleh karena itu, dalam beberapa hari mendatang, saya akan mengajukan surat pengunduran diri dari posisi itu (pelatih tim nasional Uruguay) secara resmi," lanjutnya.

FIFA menjatuhkan sanksi kepada Suarez pada Kamis (26/6/2014). Sanksi itu berupa skors sembilan pertandingan internasional, larangan terlibat dalam kegiatan sepak bola selama empat bulan, larangan masuk stadion selama empat bulan, dan denda sebesar 100.000 franc Swiss (sekitar Rp 1,4 miliar).

Suarez menerima hukuman itu karena menggigit bek Italia, Giorgio Chiellini, pada menit ke-79 laga terakhir Grup D Piala Dunia di Estadio Das Dunas, Natal, Selasa (24/6/2014).

Sejumlah kalangan yang setuju Suarez dihukum, termasuk Chiellini, menilai, sanksi itu terlalu berat. Menurut mereka, sanksi itu tak hanya membahayakan karier, tetapi lebih dari itu kehidupan pribadi Suarez.

"Kita melihat gambar insiden penggigitan itu setelahnya dan melihat ada kemungkinan tertentu mengenai hukuman kepada orang yang terlibat dalam insiden itu, baik Chiellini maupun Suarez. Saya tak membantah kami menantikan hukuman, tetapi tak mengira tingkat hukuman itu sangat berat," ujar Tabarez.

"Sebelum dan sesudah insiden Suarez dan Chiellini, kami melihat segalanya diukut dengan acuan yang berbeda. Keputusan ini lebih difokuskan pada opini media, media memberikan tekanan begitu pertandingan selesai. Pada konferensi pers, itu adalah satu-satunya topik yang dibicarakan jurnalis. Saya tak tahu kewarganegaraan mereka tetapi mereka semua bicara dengan bahasa Inggris."

"Sebagai seorang pelatih dan profesor, saya juga bekerja sebagai guru, saya disuguhkan teori kambing hitam. Kami setuju mengenai dasar hukuman, itu pasti. Namun, ada bahaya dalam pengambilan keputusan seperti ini. Sering kali, Anda cenderung melupakan bahwa kambing hitam adalah orang yang punya hak."

"Dengan keputusan ini, siapa yang menang atau siapa yang yang dimenangkan? Siapa yang kalah? Siapa yang diuntungkan? Siapa yang dihancurkan? Siapa yang mencapai sesuatu sesuai harapannya?" tutur Tabarez.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke, mengatakan bahwa hukuman untuk Suarez menjadi sangat berat karena ini bukan pertama kalinya ia menggigit pemain lawan. Pada 2010, sebagai pemain Ajax, Suarez menggigit pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal. Pada 2013, sebagai pemain Liverpool, Suarez menggigit bek Chelsea, Branislav Ivanovic.

Untuk tindakan menggigit Bakkal, Suarez diskors tujuh pertandingan, sementara untuk tindakan menggigit Ivanovic, Suarez diskors sepuluh pertandingan.

"Menurut saya, (Suarez) harus menemukan cara untuk berhenti melakukan hal ini. Menurut saya, ia harus menjalani perawatan khusus karena hal ini jelas salah," ujar Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke.

"Ini bukan yang pertama. Jika ini adalah kejadian pertama, ini adalah kecelakaan. Jika lebih dari satu kali, ini bukan hanya kecelakaan, dan itulah kenapa hukumannya harus menjadi peringatan," tambah Valcke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Sports
Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Liga Inggris
Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com