Pelatih Rahmad Darmawan menilai anak asuhnya bermotivasi tinggi untuk menang. Sebaliknya, Thailand bisa bimbang atau terlena karena pernah mengalahkan Indonesia. ”Saat melawan Malaysia di semifinal, tim bertanding sebagai laki-laki. Mereka berlari dan terus berlari, seperti Syaifuddin, meskipun berdarah-darah. Kekuatan mental itu yang harus dipertahankan atau ditingkatkan dalam final melawan Thailand,” tuturnya kepada wartawan Kompas, Agung Setyahadi, di Naypyidaw.
Di semifinal, Garuda Muda mengalahkan lawan yang selama ini selalu merintangi jalan dalam meraih emas. Kepercayaan diri pun melambung.
Namun, kondisi fisik pemain pun terkuras oleh laga 120 menit itu. Mereka punya waktu 36 jam untuk memulihkan kebugaran. ”Di tengah keletihan, yang sering berbicara adalah faktor psikologis. Kita bisa dapatkan second wind (semangat baru) jika bisa mendongkrak motivasi sampai pada level tidak boleh menyerah,” kata Rahmad tegas.
Motivasi tinggi adalah syarat mutlak dalam meladeni permainan Thailand yang sangat solid. Mereka bermain kolektif ketika menyerang dan bertahan. ”Oke, kita pernah kalah, tetapi saya akan bicara kepada pemain bahwa sekaranglah waktunya kalian membuktikan diri bisa dan memenangi pertandingan,” ujar Rahmad.
Sayap serang Bayu Gatra mengakui, kepercayaan diri pemain terus meningkat. Mereka ingin mengakhiri penantian emas sepak bola yang terentang selama 22 tahun. ”Kami semua ingin juara. Kami ingin memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Kami hanya perlu bermain tenang dan disiplin. Jika kami kompak dan saling dukung, kita bisa juara,” tutur pemain Persisam Putra Samarinda itu.
Bek tengah Manahati Lestusen mengakui, di pertemuan pertama, lini belakang lengah dan memberi ruang bagi Thailand untuk mencetak gol. ”Itu tidak boleh terulang,” ujar pemain yang baru dikontrak Persebaya Surabaya itu.
Jebakan Thailand
Thailand adalah tim yang mampu menekan sepanjang pertandingan dan jeli memanfaatkan kelengahan lawan. Melawan Timor Leste dan Indonesia, tim polesan Kaitisuk Sinamuang itu membuka gol pada menit kedua. Dalam dua hingga tiga menit awal babak kedua, Thailand juga sangat berbahaya, terbukti saat mencetak gol ke gawang Myanmar dan Timor Leste.
Sinamuang menerapkan formasi 4-1-4-1 dengan ujung tombak Adisak Kraisorn. Bomber muda ini didukung dua gelandang serang Pokklaw A Nan dan Thitiphan Puanjan. Dua gelandang ini sama-sama mencetak satu gol saat menggulung Timor Leste 3-1. Para gelandang serang itu akan menjadi algojo ketika bek lawan masuk jebakan dan keluar dari posisinya.
Celah di pertahanan itu tercipta saat pemain bertahan berusaha menutup dua sayap serang Thailand, Kroekrit Thawikan dan Pakorn Parmpak. Kedua sayap itu sering menusuk dengan cepat ke sayap dan melepaskan umpan ke depan kotak penalti yang akan disambar oleh Pokklaw ataupun Thitiphan yang tidak terkawal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.