KOMPAS.com - Senyum diberikan Juergen Klinsmann kepada publik dan jurnalis Korea Selatan yang menanti kepulangannya dan pasukan Taeguk dari Piala Asia 2023.
Timnas Korea Selatan tersingkir pada semifinal Piala Asia 2023 setelah kalah 0-2 dari Yordania pada Jumat (2/2/2024).
Kekalahan itu memupus asa Korea Selatan untuk mengakhiri puasa gelar Piala Asia yang berlangsung 64 tahun. Mereka terakhir kali juara turnamen itu pada 1960.
Dua hari setelahnya, timnas Korea Selatan pulang tanpa Son Heung-min (Tottenham) dan Lee Kang-in (PSG) yang langsung kembali ke klub masing-masing di Eropa.
Baca juga: Korea Gugur di Piala Asia 2023, Kisah Sepak Bola Zombie Klinsmann Berakhir
Dari foto-foto yang beredar, Klinsmann selalu menampilkan senyumnya saat berbincang dengan media Korea Selatan.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mendesak Klinsmann untuk bertanggung jawab atas kegagalan Korea Selatan di Piala Asia 2023.
Salah satu pertanyaan menyinggung kemungkinan Klinsmann mundur dari kursi pelatih timnas Korea Selatan.
Sebelumnya, juru taktik asal Jerman itu sudah pernah mengatakan bahwa ia tak berniat mundur.
Baca juga: Korea Selatan Gagal ke Final Piala Asia, Klinsmann Tak Mau Mundur
Pertanyaan tajam sang jurnalis di bandara dijawab Klinsmann sambil tertawa. "Pertanyaan bagus," ucap Klinsmann, dikutip dari Yonhap, 8 Februari 2024.
"Saya sangat menikmati melatih tim ini. Ketika Anda tersingkir dari turnamen, itu selalu sangat emosional," katanya.
"Emosi yang sangat positif ketika kami mengalahkan Arab Saudi dan Australia. Kemudian, ketika kami kalah melawan Yordania itu menjadi hal ekstrem. Tapi itulah sepak bola."
Klinsmann terus mencoba tersenyum di bandara meski tahu dia mendapatkan banyak kritik dari rakyat Korea Selatan.
Baca juga: Saat Son Heung-min Merasa Tak Pantas Jadi Kapten Korea Selatan...
Dilansir dari The Athletic, sentimen negatif kepada Klinsmann sudah berkembang jauh sebelum Piala Asia 2023 dimulai.
Semuanya bermula dari periode awal kepelatihan Klinsmann di Korsel yang dihiasi kekalahan 0-1 dari Peru dan hasil imbang 1-1 kontra El Salvador di kandang sendiri pada laga persahabatan akhir Februari 2023.
Taktik eks pemain timnas Jerman itu dikatakan kurang padu dan terlalu mengandalkan pemain yang berkarier di Eropa seperti Son Heung-min, Lee Kang-in, dan Hwang Hee-chan.
Penggemar timnas Korea Selatan juga disebut marah saat sang eks striker Inter Milan dan Tottenham itu meminta jersey kapten Wales, Aaron Ramsey, usai laga persahabatan di Cardiff bulan September lalu.
Baca juga: Jesse Lingard Resmi Gabung Klub Korea Selatan, Gaji Rp 345 Juta Per Pekan
Klinsmann mengatakan bahwa kostum Ramsey akan diberikan untuk putranya yang saat itu menjadi kiper LA Galaxy, Jonatan.
Namun, mengingat laga melawan Wales tuntas 0-0, fan Korsel marah dan merasa Klinsmann tak menganggap serius pertandingan itu.
Posisi Klinsmann kian tersudut di mata penggemar sepak bola Korsel karena preferensinya untuk tinggal di luar negeri, yakni Amerika Serikat.
Tak seperti sang pendahulu, Paulo Bento, pria yang akrab disapa Klinsi itu tak menetap di Korsel selama bertugas sebagai pelatih Taeguk Warriors, sebuah hal yang membuat komitmennya dipertanyakan.
Sementara di Piala Asia 2023, kinerja Klinsmann terus disorot sebab Korea Selatan tampak kesulitan meraih kemenangan.
Setelah menang 3-1 atas Bahrain, Korea Selatan bermain imbang melawan Yordania (2-2) dan Malaysia (3-3) pada babak penyisihan grup.
Mereka juga meraih hasil imbang melawan Arab Saudi (1-1) di babak 16 besar sebelum menang adu penalti 5-4.
Son Heung-min dkk lalu menang tipis 2-1 atas Australia pada perempat final. Selama periode itu Korea Selatan kerap mencetak gol pada menit akhir yang menyelamatkan mereka dari kekalahan.
Lalu muncul istilah sepak bola zombi yang menggambarkan bahwa Korea Selatan berkali-kali bangkit dari kematian.
Meski demikian, Klinsmann masih memiliki dukungan dari Son Heung-min. Pemain Tottenham Hotspur itu menilai sang pelatih bekerja dengan baik di tengah banjir kritik.
"Saya merasa kasihan kepada pelatih karena menghadapi begitu banyak hal negatif. Perspektif terhadapnya tidak bagus. Bahkan, sebelum turnamen dimulai," ucap Son.
"Meskipun dalam keadaan seperti itu, pelatih menanganinya dengan baik, menjaga para pemain dan tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah sampai akhir."
"Saya sangat terkesan dengan hal ini dan saya pikir dia akan menjadi lebih kuat melalui pengalaman ini," ucap Son.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.