KOMPAS.com - Mantan Direktur Olahraga Juventus, Giuseppe Marotta, mengungkap bahwa dirinya tidak setuju dengan perekrutan megabintang Cristiano Ronaldo ke Turin pada 2018 lalu.
Giuseppe Marotta, yang kini menjadi Direktur Olahraga Inter Milan, mengatakan hal itu dalam wawancara menyusul kemenangan 1-0 Inter atas Juventus pada lanjutan Serie A Liga Italia 2023-2024, Minggu (4/2/2024) atau Senin dini hari WIB.
Giuseppe "Beppe" Marotta meninggalkan Si Nyonya Tua, julukan Juventus, pada 2018, beberapa bulan setelah kedatangan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid.
Sebelumnya, masa Marotta di Turin ditandai dengan stabilitas keuangan dan penandatanganan pemain-pemain besar dengan biaya transfer yang rendah.
Baca juga: Alasan Bintang Al Hilal Tiru Selebrasi Ronaldo di Depan Messi
Misalnya, Marotta mengontrak Paul Pogba dengan status bebas transfer pada 2012, Carlos Tevez hanya dengan 9 juta euro dari Manchester City pada 2013, dan Andrea Barzagli hanya dengan 300.000 euro dari Wolfsburg pada 2011.
Ronaldo, sebaliknya, dia bergabung dengan Juventus dengan harga lebih dari 100 juta euro dari Real Madrid dan menandatangani kontrak empat tahun.
Menurut Transfermarkt, Juventus mengeluarkan biaya 117 juta euro (sekitar Rp 1,8 triliun) untuk mendatangkan Ronaldo dengan kontrak hingga 30 Juni 2022.
Nominal itu belum termasuk gaji sang pemain, yang menurut La Gazzetta dello Sport, mencapai 31 juta euro atau setara Rp 494,8 miliar per tahun.
Baca juga: Hasil Al Hilal Vs Inter Miami: Selebrasi Ronaldo dan 7 Gol, Messi dkk Tumbang
Fabio Paratici, rekan terdekat Marotta saat di Juventus, diketahui aktif menggarap kesepakatan Ronaldo. Adapun Marotta tak sepenuhnya setuju.
"Saya harus mengakui, saya menghabiskan 10 tahun yang indah di Juventus. Namun, ketika pemilik ingin mengadopsi strategi yang berbeda, seorang manajer harus mengambil langkah mundur," ucap Marotta, dikutip dari Football Italia.
"Adalah adil untuk menghormati keinginan klub," tutur Beppe Marotta.
"Saya tidak setuju dengan penandatanganan Ronaldo. Sang pemain tidak dapat dipertanyakan, tetapi kesepakatan itu menuntut dari segi finansial. Bukan hal yang menyebabkan perpecahan, siklusnya sudah berakhir, dan kita harus berubah," ujarnya.
Baca juga: Usai Ronaldo Pergi, Sekarang Tak Ada yang Takut Lawan Man United
Pria berusia 66 tahun itu menghabiskan beberapa tahun di Turin, markas Juventus. Dia mengatakan, Juventus sangat berperan dalam membentuk kariernya.
Pada 2012, dia berhasil membuka siklus kemenangan yang membawa gelar Serie A pertama bagi Juventus setelah skandal Calciopoli.
"Semua pengalaman saya di Juventus penting bagi perkembangan karier saya," kata Marotta.
“Waktu saya di Juventus sama pentingnya. Itu memberi saya budaya kemenangan dengan mengerjakan setiap detail dan memperbaiki setiap masalah kecil," ucapnya.
"Saya telah bekerja 10 tahun di Juventus dengan para profesional hebat, itu sangat penting untuk perkembangan saya," ucap Marotta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.