Namun, laga dipindahkan ke Sharjah di Uni Emirat Arab. Pertandingan kedua lima hari kemudian melawan Australia, yang seharusnya berlangsung di Tepi Barat, dipindahkan ke Kuwait City.
Para pemain juga tidak dapat kembali ke Tepi Barat setelah itu.
Personel timnas tidak dapat memastikan apakah mereka akan diizinkan keluar lagi karena pengetatan pembatasan pergerakan pasukan Israel terhadap warga Palestina.
Sejak itu, skuad Timnas Palestina tetap bersama saat konflik semakin memburuk, menyentuh setiap pemain, pelatih dan ofisial.
"Semua orang terpaku pada berita, sebelum dan sesudah latihan, baik itu di bus atau di hotel," kata pelatih Palestina asal Tunisia, Makram Daboub, kepada AFP selama pemusatan latihan baru-baru ini di Arab Saudi, tak lama sebelum tiba di Qatar.
Para pemain, kata Daboub, "selalu merasa cemas dengan keluarga mereka".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.