Dalam The State of the Organizations yang dibuat oleh McKinsey tahun 2023, pemimpin harus bertindak sebagai katalisator untuk memberdayakan jaringan tim dan mendorong transparansi, kolaborasi, dan inklusivitas di seluruh organisasi dan ekosistemnya.
Dalam studi yang dilakukan oleh KPMG 2023, sebanyak 72 persen percaya bahwa fokus yang lebih kuat pada kolaborasi dengan tanggung jawab manajemen dan operasional bersama akan memungkinkan keberhasilan lebih besar.
Kenyataan di lapangan, setiap organisasi saat ini terus mengedepankan kolaborasi sebagai cara meraih tujuan yang lebih besar.
Misalnya, saat ini AICE berkolaborasi dengan PSSI dengan meluncurkan 10.000 eskrim dan 500 sepakbola.
Ataupun DBL Indonesia yang bekerja sama dengan pelatih-pelatih elite kelas dunia dari World Baskeball Academy Australia.
Ada juga kerja sama antara DBL Indonesia dengan PB PASI dalam menggelar perlombaan atletik bertajuk Energen Champion SAC Indonesia National Championship.
Kolaborasi tersebut memang baik bagi olahraga Indonesia. Namun demikian, belum tersistematisasi antara cabang olahraga satu dengan yang lainnya.
Pemimpin olahraga harus menjadi leading sector dalam pembentukan ekosistem olahraga, baik itu dalam pengembangan industri maupun talenta.
Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam olahraga, pemimpin kita bisa berkolaborasi dengan para influencer dan artis Indonesia.
Pagelaran semacam Tepok Bulu, Tiba-tiba Tenis bisa menjadi pemicu bagi masyarakat untuk gemar berolahraga.
Terlebih, event-event tersebut melibatkan legenda olahraga Indonesia dan ada unsur hiburan yang bisa dinikmati. Dan juga, animo masyarakat menonton event ini sangat tinggi. Ini bisa kita manfaatkan untuk menggaungkan semangat olahraga.
Sembari meningkatkan minat masyarakat, Kemenpora RI bisa memulai pengembangan talenta sejak dari sekolah dasar.
Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia dapat berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengintegrasikan olahraga sebagai kurikulum wajib.
Bukan hanya sekadar memenuhi mata pelajaran, melainkan memetakan talenta siswa - siswi sejak dini. Mereka berbakat di cabang olahraga sepakbola, basket, voli, bulutangkis, atau yang lainnya.
Sekolah juga proaktif menyediakan sarana prasarana untuk menyalurkan minat dan bakat anak di bidang olahraga. Ini sudah dilakukan di beberapa sekolah di Penajam Paser Utara.
SMP Negeri di sana menyediakan kelas khusus pengembangan minat dan bakat olahraga. Dinas Pendidikan, Olahraga, dan Pemuda berkomitmen menyiapkan infrastruktur, termasuk pelatih.
Baik sekolah, lembaga olahraga, pihak swasta, influencer, dan juga pemerintah harus konsisten menyediakan ruang kompetisi yang seluas-luasnya untuk membenturkan bakat-bakat yang belum terasah.
Dari kompetisi ini, kita bisa mengetahui potensi terdalam seorang anak. Klub olahraga juga perlu mengirimkan talent scouter untuk bisa mengidentifikasi anak-anak berbakat.
Setelah menemukan bakat anak muda, Kementerian Olahraga melibatkan institusi olahraga lainnya untuk melatih dan mengembangkan talenta olahraga kita.
Siswa - siswi yang berbakat bisa terafiliasi dan diberi beasiswa untuk mengikuti sekolah olahraga di Indonesia. Klub olahraga pun bisa ikut berperan menjaring mereka untuk dilatih di klub.
Proses ini terus dilakukan hingga akhirnya bisa tercipta atlet-atlet hebat masa depan nanti. Indonesia memiliki mimpi agar bisa menorehkan prestasi di setiap kompetisi. Terlebih, Indonesia ingin berpartisipasi di Piala Dunia 2038.
Ada waktu 15 tahun untuk mengasah anak-anak muda menjadi atlet kompeten yang bisa membawa nama baik Indonesia di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.