Rasa Syukur Rasyid Bakri dan Harapan agar PSM Setop Jadi Tim Musafir

MAKASSAR, KOMPAS.com – Gelandang senior PSM Makassar, Rasyid Bakri, mengaku bersyukur dan terkejut dengan pencapaian tim Juku Eja musim ini.

Menurut pemain jebolan akademi PSM Makassar itu, apa yang diraih oleh tim musim ini jauh dari ekspektasi.

Manajemen sebenarnya hanya menargetkan awal tim terhindar dari zona degradasi dan lebih baik secara peringkat dari capaian mereka musim lalu di mana mereka hanya terpaut dua angka dari zona degradasi.

Akan tetapi, kedatangan pelatih Bernardo Tavares yang piawai dalam mengombinasikan pemain muda dan pemain berpengalaman terbukti mengangkat tim.

PSM tampil mengejutkan dan menunjukkan performa konsisten sepanjang musim ini dan berhasil mengakhiri dahaga penantian 23 tahun menunggu gelar juara Liga 1.

Baca juga: Jerit Kritik Bernardo Tavares untuk Wasit Liga 1 di Tengah Pesta PSM

Sebagai pemain yang dibesarkan oleh PSM, Rasyid Bakri mengetahui betul bagaimana kondisi internal tim yang sempat diterpa berbagai masalah pada awal musim sehingga sejumlah pemain memilih hengkang.

“Sedikit cerita, tim ini dibentuk oleh manajemen bukan untuk juara. Para pemain sebenarnya merasa sampai sekarang masih terkejut dengan yang diraih tim ini,” ungkap pemain berusia 32 tahun itu.

"Pelatih bilang dari awal tim ini dibentuk untuk menghindari degradasi."

“Luar biasa alhamdulillah atas ridho Allah tahun ini PSM juara,” imbuh pemain kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan, tersebut.

Rasyid Bakri memang menjadi pemain senior yang memberi kontribusi cukup besar pada tim.

Ia main sebanyak 22 kali dengan sumbangsih satu gol dan satu assist sepanjang bergulirnya Liga 1 2022-2203.

Rasyid mampu menjadi mentor bagi pemain-pemain muda PSM, seperti Ananda Raehan dan pemain muda lainnya, yang tampil impresif sepanjang musim ini.

Baca juga: Cerita di Ruang Ganti PSM, Tak Pernah Bicarakan Target Juara

Hanya saja, di tengah euforia juara, Rasyid Bakri masih gelisah terhadap nasib tim yang terkatung-katung karena tidak memiliki markas lagi.

PSM sepanjang musim ini ber-home base di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare yang membutuhkan sekitar tiga jam perjalanan darat dari Kota Makassar.

PSM menjadi tim musafir semenjak Stadion Andi Matalatta Matoangin, Makassar, dirobohkan.

Sampai saat ini belum jelas nasib salah satu stadion legendaris di Indonesia itu.

“Mudah-mudahan dengan tim PSM juara tahun ini, Pemerintah Indonesia bisa membangun stadion di Kota Makassar karena ada prestasi yang kita lahirkan dengan materi pemain muda lokal Kota Makassar,” harap Rasyid Bakri.

“Berharap Pemerintah Indonesia yang hadir di stadion tadi atau pemerintah kita yang ada di Sulawesi Selatan bisa mambantu kita membangun stadion,” pungkasnya.