Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemerosotan Bali United di Liga 1: Faktor Kandang dan Rindu Pulang

Kompas.com - 14/04/2023, 07:00 WIB
Suci Rahayu,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bali United musim ini mengalami kemerosotan prestasi. Performa Serdadu Tridatu menurun usai selalu juara pada dua musim sebelumnya di Liga 1 2019 dan 2021-2022.

Pada Liga 1 2022-2023 ini Bali United mengalami masalah performa sehingga mereka terlempar dari peta persaingan juara.

Bali United menyelesaikan kompetisi Liga 1 2022-2023 di posisi lima klasemen dengan 54 poin dari 34 pertandingan. Rinciannya, Serdadu Tridatu 16 kali menang, 6 kali main seri, menelan 12 kekalahan.

Pada awal putaran kedua Liga 1 musim ini, performa Irfan Jaya dkk sempat berada di titik terendah.

Mereka merasakan enam pekan tanpa kemenangan. Setelah itu, periode negatif datang lagi saat Bali United melalui empat pekan tanpa raihan hasil sempurna.

Baca juga: Hasil Bali United Vs PSIS Semarang: Menang 3-2, Serdadu Tridatu Happy Ending

 

Pada putaran kedua, Bali United juga sempat dibuat malu oleh Borneo FC dengan kekalahan telak 1-5.

Penurunan prestasi di musim ini membuat CEO Bali United, Yabes Tanuri, melakukan analisis.

Menurutnya, banyak hal yang menjadi sebab. Salah satunya adalah tidak adanya dukungan dari suporter.

“Dukungan suporter pastilah (berpengaruh) karena kita tidak main di home, main di luar tanpa suporter,” ujarnya.

Seperti diketahui, Bali United tak lagi menggunakan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar semenjak tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

PSSI membuat kebijakan untuk melanjutkan sisa putaran pertama dengan sistem bubble.

Baca juga: Bali United Vs PSM untuk Liga Champions Asia, Bagaimana Piala AFC?

Lalu, pada putaran kedua Bali United tidak bisa pulang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta karena arena yang berada di Gianyar itu disterilkan dalam rangka Piala Dunia U20 2023.

Kemudian, tim menumpang berkandang di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Yabes Tanuri melihat hal ini membedakan Bali United dengan tim-tim pesaing juara lainnya.

“Walaupun itu kita melihat jeda pertandingan ini sedikit, tapi semua tim juga sedikit. Cuma, yang membedakan dengan kita karena tidak ada dukungan suporter,” tutur Yabes Tanuri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com