KOMPAS.com - Barcelona akan bertemu Real Madrid dalam final Piala Super Spanyol 2022-23. El Clasico ini akan tersaji di Stadion Internasional King Fahd, Riyadh, Arab Saudi pada Minggu (15/1/2023) atau Senin dini hari WIB.
Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, optimistis menghadapi duel melawan sang rival abadi. Mantan playmaker timnas Spanyol ini pun tertantang meruntuhkan rekor apik Carlo Ancelotti di partai puncak.
Bagi Xavi, ini akan menjadi pertemuan kedua dirinya sebagai pelatih Barca dengan Real Madrid.
Sebelumnya, mereka kalah 1-3 dalam putaran pertama LaLiga Spanyol 2022-23 di Santiago Bernabeu pada Oktober 2022.
Baca juga: Jadwal Final Piala Super Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona
Selain itu, Real Madrid pun memiliki catatan apik saban melakoni El Clasico dalam final Piala Super Spanyol.
Marca menulis, Piala Super Spanyol 2022-2023 menjadi edisi kesembilan yang menyajikan duel el clasico.
Real Madrid dan Barcelona pernah bertanding dalam delapan edisi sebelumnya di Piala Super Spanyol.
Mereka tujuh kali bertanding dengan format dua leg dan satu kali dalam format final four seperti yang berlaku saat ini.
Hasilnya, Real Madrid masih mendominasi riwayat pertemuan tersebut dengan catatan tujuh kemenangan dan hanya satu kali menelan kekalahan, yakni pada edisi 2011-2012.
Meski demikian, secara keseluruhan Barcelona menjadi tim yang paling banyak mengoleksi gelar juara Piala Super Spanyol (13 kali). Blaugrana unggul satu gelar atas Real Madrid.
Selain itu, sosok Carlo Ancelotti ikut menghadirkan hal positif karena memiliki catatan impresif ketika mencapai final di mana nyaris tak pernah kalah.
Baca juga: Ancelotti Usai Real Madrid Juara Piala Super Eropa 2022: Kami Masih Lapar Gelar!
Ini yang membuat Xavi tertantang untuk menaklukkan Real Madrid.
"Anda tak memberikanku harapan, benarkan?" ujar Xavi sambil berkelakar ketika mengingat rekor Ancelotti di final, dikutip dari Marca.
"Rekor untuk dipecahkan dan anda harus ingat bahwa saya juga sangat beruntung di final."
"Kami perlu menyadari di mana kami sebagai sebuah grup dan dan anda memberi tahu saya bahwa Ancelotti tidak pernah kalah di final sejak 2010 membuat saya semakin termotivasi."