KOMPAS.com - Pertandingan pada Selasa (6/12/2022) malam di Stadion Education City, Qatar, menghasilkan Maroko sebagai pemenang laga babak 16 besar kontra Spanyol di Piala Dunia 2022.
Sebagian besar dari 44.000 penonton meledak ekspresinya setelah bek Maroko Achraf Hakimi memastikan kemenangan dengan tendangan penalti panenka.
Warga Maroko turun ke jalan-jalan di Casablanca, Rabat, Marrakesh, dan hampir setiap ibu kota di Eropa Barat untuk merayakannya.
Bahkan Raja Mohamed VI bergabung dengan massa yang bergembira.
Baca juga: Maroko Kalahkan Spanyol, Kemenangan untuk Seluruh Afrika dan Negara Arab
Setelah tim menari, berpelukan, dan menangis di ruang ganti, pelatih Walid Reragui membuat pernyataan yang sangat penting dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
"Pada titik tertentu di Afrika, kami harus berambisi dan mengapa tidak memenangi Piala Dunia, meski itu akan sulit," katanya, dikutip dari BBC pada Kamis (8/12/2022).
Deklarasi tersebut merupakan tanda perubahan paradigma dalam pendekatan negara-negara Afrika ke Piala Dunia, dan itu diucapkan Reragui yang mewakili perubahan pola pikir di pembinaan Afrika.
Dia mewakili semua yang khas sepak bola Afrika: Muda, kompeten, kosmopolitan, tak kenal takut, dan berjiwa pan-Afrika.
Aliou Cisse dari Senegal, Djamel Belmadi dari Aljazair, Radhi Jaidi dari Tunisia, dan Benni McCarthy dari Afrika Selatan adalah contoh lain dari prototipe pelatih Afrika yang baru.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.