KOMPAS.com – Persik Kediri tidak menerima pernyataan bahwa timnya bermain seperti “adu kungfu” pada Trofeo Meet The Star Ronaldinho beberapa waktu lalu.
Persik Kediri dinilai pemilik RANS Nusantara FC Rudy Salim terlalu serius bermain. Akibatnya, Ronaldinho yang jadi bintang utama pada trofeo tersebut hanya bermain selama 30 menit.
Padahal, legenda hidup sepak bola Brasil tersebut dijadwalkan bertanding dua kali, masing-masing menghadapi Persik Kediri dan Arema FC.
Namun, tenaganya sudah terforsir banyak kala bersua tim berjuluk Macan Putih diawal pertandingan.
Pelatih Persik Kediri Javier Roca kecewa dengan komentar yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan. Ini memberi stigma negatif pada permainan tim di lapangan.
Ia menjelaskan bahwa pemain sudah diberi instruksi khusus untuk membiarkan mega bintang sepak bola dunia itu beraksi di lapangan.
“Ada instruksi khusus bahwa setiap pemain jangan sampai mengganggu. Jadi tidak boleh sama sekali memberikan tekanan kepada permainan Ronaldinho,” ujar pelatih asal Chile.
Javier Roca mengatakan sempat bertemu dengan mantan pemain Barcelona tersebut di akhir pertandingan.
Menurutnya, Ronaldinho tidak mempermasalahkan permainan Persik Kediri.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa kelelahan yang didera Ronaldinho tidak sepenuhnya berasal dari pertandingan, melainkan dari berbagai aktivitasnya sebelum pertandingan.
“Usai pertandingan saya berbicara langsung dengan Ronaldinho. Saya katakan kalau tim kami ada kesalahan, saya meminta maaf,” kata pelatih berusia 44 tahun.
“Namun, dia tidak mempermasalahkan. Memang dia sedikit lelah tetapi bukan karena permainan di lapangan, tapi karena memang sudah capek duluan,” imbuhnya.
Istilah ‘adu kungfu' yang disematkan pun telah terbantahkan karena Persik Kediri memiliki total pelanggaran yang lebih sedikit dari RANS Nusantara FC.
Bahkan pemain Persik Kediri tidak menerima satupun kartu dari wasit.
“Kami senang tidak ada pemain yang mengalami cedera, baik di tim kita sendiri maupun tim lawan,” pungkasnya
Persik berhasil keluar pada trofeo yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan, Malang, mengungguli Arema FC dan RANS Nusantara FC. Namun komentar negatif tersebut membuat Persik memilih untuk mengembalikan piala yang yang baru saja diterima.