KOMPAS.com - Pemilik klub kenamaan Liga Inggris Chelsea, Roman Abramovich, menjadi salah satu pihak yang terkena imbas invasi Rusia terhadap Ukraina.
Roman Abramovich yang disebut punya hubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, telah membuat pernyataan terkait niat menjual Chelsea pada Kamis (3/3/2022) dini hari WIB.
Pernyataan itu sekaligus menjadi penanda akhir perjalanan Roman Abramovich bersama Chelsea, klub yang telah ia pimpin sejak 2003.
Selama hampir dua dekade menjadi pemilik Chelsea, Roman Abramovich telah meninggalkan banyak kenangan berupa gelar juara hingga gonta-ganti pelatih.
Baca juga: Minta Kejelasan, Yayasan Chelsea Tak Langsung Terima Instruksi Abramovich
Di bawah kepemilikan Roman Abramovich, Chelsea berhasil meraih 19 gelar, mulai dari kompetisi domestik hingga Eropa.
Gelar terkini yang diraih Chelsea pada era Roman Abramovich adalah Piala Dunia Antarklub FIFA.
Bersama Roman Abramovich, taipan Rusia kelahiran Saratov, 55 tahun silam itu, Chelsea menjadi salah satu simbol kekuatan sepak bola Inggris dan Eropa.
Secara finansial, Roman Abramovich selaku orang terkaya ke-12 di Rusia versi Forbes 2021, punya andil besar dalam peraihan prestasi-prestasi Chelsea.
Baca juga: 5 Momen Terbaik Chelsea bersama Roman Abramovich
Namun, nominal bukan satu-satunya modal yang dimiliki Roman Abramovich dalam pencapaian prestasi tersebut.
Menurut salah satu Direktur Chelsea, Eugene Tenenbaum, Roman Abramovich dikenal sebagai individu yang menyukai tantangan.
"Dia (Abramovich) adalah seorang pengusaha. Dia suka tantangan. Begitu dia fokus, itu bukan keberuntungan," kata Eugene Tenenbaum dalam sebuah wawancara dengan Forbes pada 2020 lalu.
Eugene Tenenbaum juga mendeskripsikan Roman Abramovich sebagai individu yang senang mencari tahu. Hal ini sekaligus mencerminkan ambisi dalam diri Roman Abramovich.
Baca juga: Siapa Rekrutan Termahal Chelsea Era Roman Abramovich?
Sepak bola dan beragam kompetisi yang telah ditaklukkan Chelsea adalah wadah untuk menyalurkan ambisi Roman Abramovich.
"Dia suka mencari tahu. Saya pikir alasan mengapa dia mencintai sepak bola setelah bertahun-tahun adalah karena itu bukan formula. Itu bukan algoritma," ujar Eugene Tenenbaum.
"Saya pikir itulah mengapa orang menyukainya (sepak bola) dan mengapa ini adalah olahraga nomor satu di dunia," imbuhnya.
Selanjutnya, ambisi dalam diri Roman Abramovich melahirkan ciri khas. Sudah menjadi rahasia umum, Chelsea, di bawah kepemilikannya, sering gonta-ganti pelatih.
Baca juga: Profil Roman Abramovich: Taipan Rusia Penguasa Chelsea Dua Dekade
Terbukti, sudah 14 kali Chelsea berganti pelatih sejak Roman Abramovich mengakuisisi klub dari pemilik sebelumnya, Ken Bates, pada 2003.
Dari 14 pergantian pelatih itu, sebanyak 13 nama juru taktik terlibat, dari Claudio Ranieri hinga pelatih Chelsea saat ini, Thomas Tuchel.
Claudio Ranieri menjadi "korban" pertama era Roman Abramovich. Dia digantikan oleh Jose Mourinho pada Juli 2004.
Terakhir, korban era Roman Abramovich adalah pelatih yang merupakan mantan pemain, Frank Lampard.
Frank Lampard sempat mencicipi kepercayaan dari Roman Abramovich, tetapi dia juga merasakan getah pahit ambisi sang pemilik.
Baca juga: Efek Mundurnya Roman Abramovich bagi Chelsea
Setelah roda berputar dan Chelsea mulai goyah secara pencapaian olahraga, Lampard digantikan oleh juru taktik asal Jerman Thomas Tuchel.
Perekrutan Thomas Tuchel bisa dikatan sukses besar. Trofi-trofi bergengsi datang ke Stamford Bridge.
Thomas Tuchel berhasil membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Roman Abramovich pun tersenyum. seperti yang terlihat ketika dirinya mengangkat trofi Liga Champions bersama kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta.
Lewat sosok Tuchel, Abramovich seolah menemukan pelatih yang cocok untuk Chelsea, setidaknya dalam satu tahun terakhir.
Baca juga: Piala FA: Ketika Tuchel Murka Usai Ditanya soal Abramovich dan Perang Rusia-Ukraina...
Namun, ketika menemukan Tuchel, Abramovich justru harus menanggalkan posisinya sebagai pemilik.
Di tengah kisruh invasi Rusia ke Ukraina, dia menyatakan niat menjual Chelsea.
"Pada situasi sekarang ini, saya telah mengambil keputusan untuk menjual klub karena saya percaya ini adalah hal terbaik bagi klub, para fans, para pegawai, dan juga sponsor serta partner klub," kata Roman Abramovich dalam pernyataan yang diunggah di laman resmi klub, Kamis (3/3/2022).
"Penjualan klub tak akan dipercepat tetapi bakal mengikuti proses yang diperlukan," ujar Roman Abramovich.
Dalam niat penjualan ini, tampak juga bentuk komitmen dan kecintaan Roman Abramovich terhadap Chelsea.
Roman Abramovich mengutarakan bahwa dirinya tak akan meminta kembali semua uang yang telah ia pinjamkan ke klub selama 19 tahun terakhir.
Sesuai laporan keuangan terakhir Fordstam Limited, perusahaan induk Chelsea, Abramovich telah memberikan pinjaman senilai 1,5 miliar pounds selama menjadi pemilik Chelsea.
"Saya tak akan meminta pinjaman apapun ke klub untuk dibayar. Ini bukan tentang bisnis atau uang bagi saya, tetapi murni soal passion ke sepak bola dan klub," ucap Romas Abramovich.
Dalam pernyataannya, Roman Abramovich pun mengatakan bahwa dirinya akan memakai semua profit penjualan Chelsea untuk membantu korban perang di Ukraina.
Penjualan oleh Roman Abramovich ini membuat adanya tantangan transisi di kubu The Blues, julukan Chelsea.
Baca juga: Dikabarkan Bakal Beli Chelsea dari Roman Abramovich, Siapa Hansjorg Wyss?
Thomas Tuchel telah memberikan pernyataan soal rencana penjualan tersebut seusai membawa Chelsea ke perempat final Piala FA pada Kamis (3/3/2022) dini hari WIB.
Pelatih berusia 48 tahun itu mengaku hanya bisa memikirkan Chelsea dengan Roman Abramovich.
"Agak terlalu dini untuk berbicara, karena saya hanya bisa memikirkan Chelsea dengan Roman Abramovich," kata Tuchel, dikutip dari BBC.
Rencana penjualan oleh Roman Abramovich, menurut Thomas Tuchel, telah memengaruhi beberapa pemain.
"Para pemain punya koneksi internet, mereka menonton televisi. Jadi, tentu mereka tahu, tapi kami tetap fokus pada hal-hal seputar olahraga," ucap Tuchel.
"Mungkin beberapa pemain terpengaruh, beberapa tidak begitu, tetapi pada akhirnya kami bisa tetap fokus," tutur Tuchel menegaskan.
Baca juga: Hasil Piala FA Luton Town Vs Chelsea: Sengit, The Blues Menang 3-2
1. Claudio Ranieri (2000-2004/1.381 hari)
2. Jose Mourinho (2004-2007/1.176 hari)
3. Avram Grant (2007-2008/247 hari)
4. Luiz Felipe Scolari (2008-2009/223 hari)
5. Guus Hiddink (2009/139 hari)
6. Carlo Ancelotti (2009-2011/690 hari)
7. Andre Villas-Boas (2011-2012/247 hari)
8. Roberto Di Matteo (2012/261 hari)
9. Rafael Benitez (2012-2013/220 hari)
10. Jose Mourinho (2013-2015/899 hari)
11. Guus Hiddink (2015-2016/192 hari)
12. Antonio Conte (2016-2018/742 hari)
13. Maurizio Sarri (2018-2019/351 hari)
14. Frank Lampard (2019-2021/571 hari)
15. Thomas Tuchel (2021-sekarang)