Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Weshley Hutagalung
Konsultan konten dan media

Mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA dan BolaSport, menjadi jurnalis sejak 1996. GM Content Kaskusnetworks (2019-2021), kini aktif menjadi pembicara serta konsultan konten dan media.

Barcelona dan Koeman, Penyatuan yang Tak Bersatu

Kompas.com - 29/10/2021, 04:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"SETIAP perubahan pasti memakan korban. Seringnya perubahan itu menyakitkan. Tetapi, adalah lebih menyakitkan ketika kita terjebak di tempat yang bukan untuk kita dan mencoba bertahan di sana."

Ronald Koeman seolah ditakdirkan untuk tidak bisa berlama-lama di sebuah klub sebagai pelatih.

FC Barcelona, klub yang pernah ia bela (1989-1995) dan menjadi pencetak gol kemenangan Barca di final Piala Champions 1992 melawan Sampdoria, mendepaknya pada 27 Oktober 2021.

Seolah, Koeman tidak ada dalam rencana perubahan yang terjadi di Barcelona belakangan ini. Masa edarnya di Barcelona hanya mencakup 67 pertandingan di semua kompetisi dengan hasil 39 kemenangan, 12 imbang, dan 16 kali tim asuhannya tumbang.

Situasi tak kondusif sejak Koeman bergabung bersama manajemen Barcelona pada Agustus 2020 memang berujung pada pemecatan.

Baca juga: Barcelona Resmi Tunjuk Sergi Barjuan Jadi Pelatih Sementara Usai Pecat Koeman

Tak mudah bagi Koeman ketika ia harus membuang Luis Suarez pada masa awal jabatannya dan kemudian kehilangan Lionel Messi, Sang Penyelamat Barcelona bertahun-tahun lamanya.

Lalu, pergantian manajemen FC Barcelona dari Presiden Josep Maria Bartomeu, yang merekrutnya kembali ke Camp Nou, ke Joan Laporta ikut berdampak pada penciptaan angin panas di Camp Nou.

Bukankah pergantian pimpinan biasanya diikuti oleh gerbong bawaan yang dianggap satu frekuensi?

Hal ini biasa terjadi demi kelancaran pengelolaan organisasi agar membantu pencapaian target yang diinginkan.

Ronald Koeman, pelatih dengan masa edar singkat di klub. Mungkin seperti itu ia akan dikenal.

Coba lihat track record Koeman sebagai pelatih. Paling lama, Koeman menjabat pelatih di Ajax pada Desember 2001 hingga feburiar 2005. Atau Feyenoord pada Juli 2011 hingga Mei 2014.

Baca juga: Petuah Hidup Ancelotti untuk Koeman yang Dipecat Barcelona

Bandingkan dengan masa edar Sir Alex Ferguson yang 26 tahun di Manchester United atau Arsene Wenger yang nyaris 22 tahun menukangi Arsenal. Ah, perbandingan yang terlalu jauh?

Okelah, mari lihat Pep Guardiola di Manchester City yang masih bertahan di sana sejak bertugas Juli 2016. Atau Diego Simeone pelatih Atletico Madrid sejak 23 Desember 2011.

Bagaimana klub lain yang dilatih Koeman? Lihatlah jejak kariernya di Benfica (Juni 2005 - Mei 2006), Valencia (November 2007 - April 2008), atau Southampton (Juni 2014 - Juni 2016), Everton (Juni 2016 - Oktober 2017) dan juga timnas Belanda (Februari 2018 - Agustus 2020) karena menerima pinangan Barcelona.

Gaji di Barcelona jauh lebih gede dong dari timnas Belanda!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com