JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong dalam tim nasional Indonesia memunculkan banyak cerita baru yang mungkin selama ini tak banyak terungkap.
Salah satunya, kritik pelatih asal Korea Selatan itu terhadap kemampuan level dasar para pemain timnas Indonesia, di antaranya cara mengoper bola.
Tak tanggung-tanggung, Shin bahkan menilai kualitas passing para pemain timnas Indonesia tak lebih baik dari anak sekolah dasar.
”Kalian ini mengoper (bola) saja tidak bisa. Anak sekolah dasar saja bisa passing seperti ini. Kalian ini, kan, pemain timnas. Apa tidak malu dengan predikat ini?” teriak Shin melalui penerjemahnya, Jeong Seok-seo, saat sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Jika mundur ke belakang, Shin ternyata bukan pelatih asing pertama yang secara blak-blakan mengkritik kelemahan dasar pemain Indonesia.
Baca juga: Pemain Indonesia Sudah Salah sejak Level Dasar, dari Teknik hingga Nutrisi
Pada 2004, kritikan serupa juga pernah datang dari Peter Withe.
Withe adalah pelatih asal Inggris yang pernah menukangi timnas Indonesia pada periode 2004-2007.
Ia datang ke Indonesia setelah berhasil membawa Thailand dua kali menjuarai Piala Tiger (kini dikenal sebagai Piala AFF).
Jelang Piala AFF 2004, Withe pernah mengeluarkan unek-unek soal pengalaman yang mungkin belum pernah ia alami sebelumnya.
Saat mempersiapkan skuad timnas Indonesia untuk Piala AFF 2004, mantan penyerang Aston Villa itu mengungkapkan bahwa ia harus mengajarkan terlebih dahulu teknik dasar kepada para pemainnya.
Baca juga: 4 Aturan Ketat yang Diterapkan Shin Tae-yong bagi Timnas Indonesia
“Masak seorang pelatih tim nasional masih harus memberikan latihan dasar kepada para pemain? Tapi, itulah yang saya lakukan di sini,” kata Withe, dikutip dari Tabloid Soccer.
Pada Piala Tiger 2004, timnas Indonesia mengakhiri turnamen di posisi kedua, usai kalah dari Singapura di final.
Ketika itu, Indonesia mencatatkan rekor menjadi runner up Piala Tiger selama tiga kali berturut-turut.
Withe masih memimpin timnas Indonesia sampai Piala Tiger berikutnya.
Namun, pada edisi 2006, ia gagal membawa timnas Indonesia lolos dari fase grup.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.