KOMPAS.com - Insiden penyerangan bus Persib Bandung pascapertandingan melawan PS Tira-Persikabo menimbulkan kerugian dan mencoreng sepak bola Indonesia.
Tidak hanya menimbulkan korban, insiden ini juga bisa menimbulkan rasa takut kepada para pesepak bola di Indonesia.
Rasa takut itu tak lepas dari tingkah suporter terhadap kubu lawan, baik pendukung maupun pemainnya.
Baca juga: Bus Persib Dilempari Batu dan 2 Pemain Terluka, Begini Kronologinya
Maung Bandung, julukan Persib, adalah klub terakhir yang menjadi korban penyerangan.
Bus Persib dilempari batu oleh orang yang tidak dikenal seusai laga Liga 1 kontra Tira-Persikabo di Stadion Pakansari, Bogor, 14 September lalu.
Akibat insiden itu, kaca bus yang ditumpangi para pemain Persib pecah hingga melukai dua pemain, yakni Febri Hariyadi dan Omid Nazari.
Baca juga: Hamka Hamzah Kutuk Pelemparan Batu Bus Persib dan Dorong Pelaku Dicari
Manajer Persib Bandung pun ikut buka suara agar tidak ada unsur balas dendam dari Bobotoh, suporter fanatik Persib Bandung.
Ungkapan tersebut diutarakan demi mendinginkan suasana dan memutuskan mata rantai permusuhan antar supporter.
Namun, dirinya memastikan melayangkan surat keberatan kepada PT LIB agar insiden tersebut diusut tuntas.
Melalui surat bernomor 06/DIR-PBB/IX/2019 tertanggal 15 September 2019, Maung Bandung secara resmi melayangkan surat keberatan atas insiden penyerangan bus yang ditumpangi pemain seusai laga Liga 1 2019 melawan Tira Persikabo, Sabtu 14 September 2019 malam lalu.
Baca juga: Manajer Persib Imbau Bobotoh Tak Terpancing Insiden Pelemparan Batu
Dilansir dari laman resmi Persib Bandung, berikut adalah empat butir tuntutan Maung Bandung atas insiden tersebut:
1. Bahwa pihak panitia pelaksana pertandingan (Panpel) PS Tira Persikabo abai akan keamanan dan keselamatan tim Persib dengan memperbolehkan kami meninggalkan Stadion Pakansari setelah sempat tertahan selama satu jam usai pertandingan.
2. Bahwa selain kaca bus yang pecah, dua pemain Persib, Febri Hariyadi dan Omid Nazari menderita luka robek di bagian kepala. Karenanya, kami menuntut pihak Panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk bisa mengusut tuntas kejadian ini karena kejadian ini sudah masuk ke ranah hukum pidana.
Baca juga: Insiden Pelemparan Bus Persib, Pihak PS Tira Persikabo Minta Maaf
3. Bahwa insiden seperti ini adalah yang kedua kalinya kami terima saat menjalani laga tandang di Liga 1 2019 dan dikhawatirkan akan menjadi trauma bagi beberapa pemain. Sebelumnya, tim Persib mendapatkan perlakuan serupa setelah sesi official training di Stadion Kanjuruhan dalam rangkaian pertandingan melawan Arema FC. Oleh karenanya, kami menuntut agar PT Liga Indonesia Baru dan PSSI untuk membuat regulasi baru terkait standar keamanan dan keselamatan tim selama dalam rangkaian pertandingan supaya ke depannya tidak ada kejadian-kejadian seperti ini lagi.
4. Sepak bola adalah alat pemersatu bangsa dan tidak sepatutnya menjadi ajang rivalitas seperti ini. Maka, kami, Persib meminta kepada semua pihak untuk segera menyudahi segala bentuk pertikaian yang ada.
Baca juga: Curhatan Omid Nazari Setelah Menjadi Korban Pelemparan Bus Persib
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.