Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liverpool dan Pelatih yang Belum Akhiri Puasa Gelar Liga Inggris

Kompas.com - 04/08/2019, 12:15 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Setelah akhir musim, manajemen Liverpool memutuskan memecat Dalglish pada 16 Mei 2012.

7. Brendan Rodgers (2012-2015)

Rodgers merupakan aktor di balik impresifnya penampilan Swansea City pada musim 2011-2012. Hal itulah yang membuat manajemen Liverpool kepincut.

Rodgers kemudian ditunjuk menjadi pelatih Liverpool untuk kontrak selama tiga tahun.

Namun, selama tiga musim, Rodgers gagal mempersembahkan gelar. Posisi terbaiknya adalah mengantarkan Liverpool menjadi runner-up musim 2013-2014.

Pada tahun tersebut, Liverpool terlibat persaingan sengit dengan Manchester City dalam perburuan juara.

Liverpool bahkan sempat menjadi kandidat kuat juara, sebelum insiden terpelesetnya Steven Gerrard di laga kontra Chelsea memupus harapan tersebut.

Manajer Liverpool, Juergen Klopp, melakukan selebrasi di lapangan seusai laga Liverpool vs Chelsea pada lanjutan laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Minggu (14/4/2019).AFP/PAUL ELLIS Manajer Liverpool, Juergen Klopp, melakukan selebrasi di lapangan seusai laga Liverpool vs Chelsea pada lanjutan laga Liga Inggris di Stadion Anfield, Minggu (14/4/2019).

8. Juergen Klopp (2015-kini)

Datang dengan segudang pengalamannya sebagai pelatih di Liga Jerman, Klopp banyak dinilai sukses membuat permainan Liverpool lebih impresif.

Saat pertama kali datang pada 2015, Klopp memang tak menjanjikan hal yang muluk-muluk pada Liverpool.

Ia hanya menargetkan bisa meraih minimal satu trofi dalam empat tahun pertama kepemimpinannya.

"Saya tidak ingin mengatakan kami harus menunggu 20 tahun. Ketika saya duduk di sini dalam waktu empat tahun, saya pikir kami akan memenangi satu titel, saya cukup yakin. Jika tidak, di kesempatan berikutnya mungkin saya akan bekerja di Swiss," kata Klopp.

Baca juga: Liverpool Kalah dari Napoli, Ini Ancaman Juergen Klopp

Ucapan Klopp seperti menjadi nyata.

Selama tiga tahun kepemimpinan Klopp, Liverpool hanya "nyaris" meraih trofi. Sindiran sebagai spesialis runner-up pun dilekatkan kepada Klopp.

Hal itu mengacu pada kegagalan Liverpool di final Piala Liga 2015-2016, final Liga Europa 2015-2016, dan final Liga Champions 2017-2018.

Citra kurang bagus tersebut makin melekat ke Klopp setelah Liverpool hanya menjadi runner-up pada musim kompetisi Premier League 2018-2019.

Untungnya, Klopp berhasil membawa Liverpool juara Liga Champions 2019.

Walau demikian, Klopp belum berhasil mempersembahkan trofi Liga Inggris selama empat tahun masa baktinya bersama The Reds.

Para pendukung Liverpool tentu saja berharap dia dapat melakukannya pada musim sekarang.

Kini, dengan musim baru di depan mata—dimulai pada Minggu (10/8/2019)—bisakah Liverpool mengakhiri penantian juara Liga Inggris pada tahun ke-30 atau kembali mendengar nada ledekan "next year"?

Terkait hal itu, kanal Bola Kompas.com "memotret" bagaimana performa The Reds setelah mereka menjuarai Liga Inggris untuk kali terakhir dan kondisi Liverpool kini.

Anda dapat membacanya di: Baca juga: Akhiri Penantian 30 Tahun atau Next Year Lagi, Liverpool?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Indonesia Vs Guinea, Fokus STY Hadapi Tantangan Suhu, Psikologis, dan Lapangan

Timnas Indonesia
PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

PSG Vs Dortmund, Cara Hentikan Kecepatan Kylian Mbappe...

Liga Champions
Piala Asia U17 Putri 2024,  Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

Piala Asia U17 Putri 2024, Tekad Claudia Scheunemann Tampil Lebih Baik Lagi

Timnas Indonesia
Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

Nasib Belum Jelas meski Arema FC Tetap di Liga 1, Widodo Beri Pesan Manajemen

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com