"Kami mengadakan beberapa pertemuan dan mereka menjelaskan banyak hal. Coucke menjanjikan saya dukungan penuh: Waktu, bujet, lingkungan bekerja kondusif, staff, dan pelatih," ujar Kompany seperti dikutip KOMPAS.com dari Footnews.be.
Ia akan menekel problem demi problem di Anderlecht dengan membawa beberapa staf pelatih dari Manchester City.
Media Belgia, Het Laatste Nieuw, melaporkan bahwa salah satu yang akan dibawa Kompany adalah Sam Erith, Head of Sports Science di City. Erith telah menjadi manajer performa di Man City selama 8 tahun terakhir.
Sebelum itu, ia memegang jabatan serupa di Tottenham Hotspur dan menjadi bagian staff teknis timnas Inggris pada Euro 2016.
Michael Verschueren, direktur olahraga Anderlecht, mengatakan bahwa klubnya "melakukan hal yang semua orang kira mustahil". Ia membanggakan diri bahwa Anderlecht berpikir di luar kotak dengan mendatangkan Kompany.
Namun, media lokal Belgia mengatakan bahwa Anderlecht harus was-was dengan perjudian Kompany. De Morgen mengutarakan tentang kebijakan menjadikan Kompany pemain sekaligus duduk di jajaran pelatih.
"Pemain-pelatih adalah konsep dari masa lalu. Apakah ide ini bisa disandingkan dengan kebutuhan sepak bola modern?" tanya editorial di De Morgen.
"Kompany akan mencari tahu jawaban itu semua di Anderlecht, jauh dari klub yang tanpa intrik. Kekacauan menghampiri klub sejak Marc Coucke datang," lanjut mereka.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Tetap Dapat Medali meski Lechia Gdansk Tak Juarai Liga Polandia
De Morgen hanya mengkhawatirkan satu hal: Bahwa kegigihan Vincent Kompany akan membuatnya bekerja dan berusaha terlalu keras.
"Pekerjaan dia akan menyeluruh: Mengatur sesi latihan, menganalisis video, menyiapkan tim, menentukan taktik berdasarkan permainan tim, memantau lawan. Kompany juga akan memberi arahan ke klub dan memainkan gaya sepak bola yang ia inginkan," tuturnya.
"Jika dulu Kompany bisa bersantai setelah pertandingan, kali ini ia akan berada di kantornya menganalisis sesi latihan, pertandingan, dan lawan," lanjut mereka.
Alhasil, apa yang Vincent Kompany pelajari di klub masa kecilnya itu bisa menjadi modal berharga baginya untuk menerima tantangan di Manchester City kemudian hari, jika ia dibutuhkan klub.
Kata legenda sangat cocok untuk menggambarkan Vincent Kompany di Manchester City.
Kompany berada di pusat masa transisi City, ia adalah salah satu pemain pertama yang datang di bawah rezim Abu Dhabi.
Ia merayakan semua trofi yang dimenangkan Man City dalam satu dekade terakhir.
Jika semua lancar, Vincent Kompany akan mengakumulasi pengalaman melatih di klub yang secara reguler (seharusnya) menjadi langganan Liga Champions.
Setelah kontraknya berakhir tiga tahun dari sekarang, Kompany akan berusia 36 tahun. Ia hanya akan berusia setahun lebih muda dari ketika Pep Guardiola menukangi Barcelona pertama kali pada 2008.
Para fans Man City pun pasti akan berharap bahwa apabila hari itu datang, ia akan siap dan memberikan dampak sama besar ke Man City dengan ketika Guardiola melatih Barcelona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.