Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kita Cuma Mampu Bermimpi Indah

Kompas.com - 23/02/2019, 07:40 WIB
Ferril Dennys

Penulis

Artikel ini ditulis oleh Asisten Pelatih Bogor FC, Muhammad Yusuf Prasetyo

"Jika Anda ingin menjadi yang terbaik, Anda harus belajar dari yang terbaik". Pemeo tersebut membuat saya tidak pernah berhenti untuk selalu belajar di mana pun. Kali ini, saya mendapat hal tak terduga bak durian runtuh yang pastinya siapa pun pasti sangat memimpikannya. Jalan-jalan, belajar, dan sambil bekerja.

Ya, saya mendapatkan kesempatan ini selama 45 hari di negara-negara Eropa. Ini adalah kedua kalinya saya menginjakkan kaki di Benua yang sepak bolanya sangat kuat dan terstruktur rapi di antara benua lainnya.

Dalam perjalanan kali ini, saya mengunjungi beberapa akademi sepak bola terbaik di Eropa dengan kolega saya Khairul dari Singapura. Akademi pertama yang saya kunjungi adalah Liverpool

Asisten Pelatih Bogor FC, Muhammad Yusuf Prasetyo, saat berkunjung ke akademi Liverpool. Dok. Muhammad Yusuf Prasetyo Asisten Pelatih Bogor FC, Muhammad Yusuf Prasetyo, saat berkunjung ke akademi Liverpool.

Saya mempunyai waktu belajar empat hari di akademi yang bermakas di Kirkby ini. Akademi yang cukup banyak melahirkan beberapa pemain beken seperti Michael Owen, Robie Fowler, dan Steven Gerard.

Pada hari pertama berkunjung, saya cukup kaget karena begitu sulit dan ketatnya akademi ini mengizinkan untuk orang lain masuk ke dalam. Mungkin melebihi aturan masuk di setiap kedutaan besar masing-masing negara.

Singkat cerita, saya langsung mengelilingi dan melihat semua fasilitas yang ada di didalamnya. Ada hal yang cukup menarik disela-sela kunjungan. Saya dan rekan saya Khairul melihat beberapa kelompok pemain akademi dengan perkiraan usia 17 tahun.

Mereka sedang berada di kerumunan di mana ada 3 mobil di depan mereka sambil ada 2 orang dewasa diantaranya. Seketika, saya pun menatap aneh ke rekan saya. Apa yang mereka sedang lakukan?

Ketika salah satu pimpinan direktur usia muda memberikan presentasi, saya pun menanyakan langsung kepadanya tentang apa kegiatan mereka tadi. Ternyata itu adalah bagian dari pelajaran di luar sepak bola yaitu kursus mengganti ban mobil, selain kursus memasak, kursus bahasa, dan kursus life skills lainnya yang wajib jadi menu di luar latihan sepak bola.

Mengapa demikian? Karena tuntutan sepak bola top level di Eropa sangat tinggi. Anda harus menciptakan manusia yang hebat, kemudian baru Anda bisa menciptakan pemain yang hebat pada masa datang.

Jawaban yang cukup membuat saya dan rekan saya tercengang dan kembali saling tatap diantara kami dengan penuh rasa aneh. Saya tak pernah memikirkan itu sebelumnya. Bahkan, Ajax Academy akan memberhentikan pemain akademi yang tidak naik kelas dalam pendidikan formalnya.

Setelah kunjungan di Liverpool saya langsung menuju Feyenoord. Klub yang berada di daerah Varkenoord ini juga cukup banyak menghasilkan pemain-pemain top seperti Robin Van Persie, Giovani Van Bronchost, Dirk Kuyt (yang saat menjadi staf pelatih Feyenoord U-19), Wijnaldum, dan masih banyak lainnya.

Sambutan yang hangat dari direktur akademi dan coaching staff academy lainnya seperti Dirk Kuyt dan rekan-rekan staf pelatih membuat saya merasa di rumah sendiri. Melihat cara kerja yang luar biasa membangun sepak bola mereka dimulai dari usia 7 tahun dengan memiliki 3 staf khusus full time untuk menganalisa pertandingan setiap minggunya di akademi membuat saya cukup terkejut. 

Asisten pelatih Bogor FC, Muhammad Yusuf, berfoto dengan Dirk Kuyt.Dok. Muhammad Yusuf Asisten pelatih Bogor FC, Muhammad Yusuf, berfoto dengan Dirk Kuyt.

Betapa tidak, di liga utama kita sudah lebih dari cukup hanya memerlukan asistent pelatih, pelatih fisik dan pelatih kiper, selain pelatih kepala. Bagaimana dengan akademi kita? Anda sudah tahu pasti jawabannya.

Selama kurang lebih 45 hari saya berada di Eropa selain mengunjungi Liverpool dan Feyenoord Academy, ada beberapa akademi lain yang saya kunjungi diantaranya Ajax Amsterdam, Lyon, Wolfsburg, dan Valencia. Fasilitas akademi yang mungkin bisa dikatakan tidak ada satu pun dari tim-tim liga 1 kita memilikinya.

Ada banyak hal yang saya pelajari dan menarik kesimpulan bahwa membangun pesepak bola yang hebat tidak hanya dalam latihan dan tidak juga hanya dalam pertandingan dengan banyak kemenangan.

Namun, belajar dari kesalahan dalam pertandingan yang mengajarkan hal-hal gaya hidup yang disiplin dan profesional, serta memposisikan pendidikan di atas sepak bola. Saya manusia yang  cukup beruntung melihat langsung dan dikenalkan dengan praktik sepak bola terbaik di dunia, dari mulai organisasi latihan, juga staf kerja akademi yang 100 persen melakukan hal yang dil luar apa yang saya lihat selama ini bahkan tidak ada di liga utama kita.

Mereka sangat serius dalam mempraktikan sepak bola top level. Sementara kita masih tertinggal jauh. Kita masih bermimpi indah dengan kemenangan jangka pendek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia 2-0 Taiwan

Badminton
Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Indonesia Vs Guinea: Berjuang demi Olimpiade, Garuda Muda ke Paris Besok

Timnas Indonesia
Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Setop Merundung Pemain Timnas U23 Indonesia!

Liga Indonesia
Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, PSSI Tunggu Kabar Baik dari Klub Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan  Indonesia atas Taiwan 1-0

Hasil Semifinal Thomas Cup 2024: Ginting Buka Keunggulan Indonesia atas Taiwan 1-0

Liga Indonesia
Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Real Madrid vs Cadiz: Courtois akan Kembali Bermain!

Liga Spanyol
Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Indonesia Vs China di Final Uber Cup 2024, Ulangan 16 Tahun Silam

Badminton
Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Komang Ayu: Penentu Kemenangan, Bangga Masuk Final bersama Tim Uber

Badminton
Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Susunan Pemain Indonesia Vs Taiwan di Semifinal Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Kembali

Badminton
Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Putaran Nasional Liga 3: Kans Lolos Menipis, ASIOP FC Wajib Sapu Bersih

Liga Indonesia
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Piala Thomas 2024 Pukul 16.00 WIB

Badminton
Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Hasil Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia 3-2 Korea Selatan, Jumpa China di Final

Badminton
Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol Vs PSM

Ciro Alves Winger Tersubur Liga 1 untuk Persib, Sesalkan Gol Vs PSM

Liga Indonesia
Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final Setelah 16 Tahun

Hasil Uber Cup 2024: Komang Ayu Menang, Merah Putih Tembus Final Setelah 16 Tahun

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com