Dari situlah Aston terpikir untuk membuat dua buah kartu sebagai penanda hukuman kepada pemain, dengan menggunakan warna kuning dan merah.
Kuning pada lampu lalu lintas dipahami sebagai tanda peringatan, kendaraan diminta untuk berjalan pelan, dan bersiap-siap untuk berhenti. Di lapangan hijau, warna ini diasosiasikan sebagai tanda bagi pemain untuk berhati-hati dengan permainannya.
Sementara warna merah yang diartikan sebagai instruksi berhenti bagi kendaraan, kurang lebih memiliki makna yang sama di lapangan bola. Pemain yang mendapatkan acungan kartu merah dari wasit berarti harus keluar dari lapangan.
Kartu temuan Aston ini berhasil dimengerti oleh pemain-pemain bola yang berasal dari berbagai dunia dengan penggunaan bahasa yang berbeda, karena maknanya yang sudah dipahami secara universal.
Temuan Aston kali pertama diterapkan saat perhelatan Piala Dunia 1970, atau dua periode setelahnya, di Meksiko.
Sejak Piala Dunia 1970 yang dimenangkan Brazil hingga hari ini, dua kartu sakti ini masih digunakan oleh wasit sepak bola di seluruh dunia untuk menunjukkan hukuman atas pelanggaran yang dilakukan pemain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.