KOMPAS.com - Atlet judo Indonesia, Mochammad Syaiful Raharjo, menyebut bahwa penyebab gagal bersaingnya judoka Tanah Air di Asian Games 2018 adalah kurangnya jam terbang di kompetisi internasional.
Menurut Syaiful, minimnya pengalaman membuat para judoka Indonesia sering panik saat bertanding.
"Kami kurang jam terbang untuk kompetisi internasional. Jadi, begitu dapat nilai, kami terus menyerang dan panik bila musuh mengatasi ketertinggalan," ujar Syaiful dikutip dari BolaSport.com.
Kegagalan Indonesia di cabang judo terlihat ketika pada nomor individu. Semua wakil, baik putra maupun putri gugur di babak awal.
Baca juga: Judo Asian Games 2018 - Tak Bisa Tampil Maksimal, Pejudo Indonesia Minta Maaf
Indonesia sempat mengirimkan wakilnya pada kelas 63 kg untuk perebutan juara ketiga, tetapi juga gugur. Selebihnya, para judoka Merah Putih dikalahkan juara juara dunia dari negara-negara kuat Asia.
Syaiful melihat secara fisik tim Indonesia sebenarnya bisa bersaing dengan lawan-lawan kuat.
"Hanya, secara teknik dan taktik kami masih banyak kekurangan," kata judoka berusia 31 tahun itu.
Baca juga: Begini Persiapan dari Pihak Kepolisian untuk Penutupan Asian Games 2018
Namun, Syaiful yang turun pada nomor -66 kg tak ingin larut dalam kekecewaan.
Ia berharap pada nomor beregu, tim judo Indonesia baik putra maupun putri bisa berbicara banyak di JCC.
"Sabtu (1/9/2018), kami akan bertarung di nomor beregu. Semoga bisa memberikan yamg terbaik," ujar peraih medali emas pada SEA Games 2017 Malaysia itu. (Yakub Pryatama)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.