Pelatih Islandia: SUGBK adalah Salah Satu Stadion Terbaik

KOMPAS.com - Pelatih timnas Islandia, Heimir Hallgrimsson, menilai Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) jauh lebih baik ketimbang stadion-stadion yang berada di Eropa.

Hal itu dikatakan Heimir selepas timnas Islandia meraih kemenangan 4-1 dalam laga uji coba melawan timnas Indonesia di stadion yang terletak di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, itu, Minggu (14/1/2018).

Pelatih berusia 50 tahun itu juga mengatakan bahwa sebelum ke SUGBK, ia dan timnas Islandia sudah bermain di beberapa stadion di kawasan Eropa.

Heimir melihat bahwa stadion di Eropa tidak seindah SUGBK.

Baca juga : Angkat Kaki ke Kursi di SUGBK, Penonton Ditayangkan di Layar Raksasa

Pertandingan antara timnas Indonesia kontra Islandia kemarin malam sebagai laga pertama kali di SUGBK pasca renovasi untuk Asian Games 2018.

Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 700 miliar untuk merenovasi stadion bersejarah tersebut.

"Saya sudah sering bermain di banyak stadion di Eropa. Jika dibandingkan dengan di Eropa, ini (SUGBK) salah satu stadion yang terbaik," kata Heimir.

MOCHAMAD HARY PRASETYA/BOLASPORT.COM Pelatih Timnas Islandia, Heimir Hallgrimsson, di Hotel Fairmount, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1/2018).

Lebih lanjut, Heimir menambahkan bahwa skuadnya sangat bangga bisa bertanding di Indonesia yang suporternya sangat fanatik terhadap sepak bola.

Terbukti, ia terkejut melihat 36.220 pasang mata yang menyaksikan langsung laga kemarin malam di SUGBK.

Baca juga : Pelatih Islandia Ucapkan Terima Kasih atas Keramahan Indonesia

Ia membandingkan dengan dukungan dari masyarakat Islandia kepada skuadnya apabila bermain kandang.

Dia mengatakan, di Islandia, 1.000 orang saja yang menyaksikan pertandingan secara langsung sudah sangat bahagia.

"Kalau dibandingkan dengan Islandia, saya tidak bisa berkata apa-apa karena di sana 1.000 penonton sudah bagus," kata Heimir.

"Jadi, ini adalah pengalaman yang baru bagi kami bisa bermain di stadion ini," ucap mantan dokter gigi itu mengakhiri. (M Hary Prasetya)