Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balikpapan Masters Cup Dinilai Kurang Unsur Menghibur

Kompas.com - 06/11/2017, 16:13 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pertandingan segitiga antara All Star Indonesia yang bermaterikan mantan pemain tim nasional, para legenda Arsenal dan legenda Liverpool berlangsung tanpa aksi-aksi spektakuler.

Bertanding di depan 10.000-an penonton, tidak banyak aksi berupa umpan panjang maupun menyilang khas klub-klub Eropa. Hampir tidak terjadi aksi berupa tendangan-tendangan keras dari jarak jauh, sundulan-sundulan hebat, perebutan bola-bola atas, apalagi menyaksikan kiper yang jatuh bangun menyelamatkan gawang.

Itulah yang terjadi dalam tiga partai turnamen segitiga di Balikpapan Masters Cup yang berlangsung di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (5/11/2017) sore.

Termasuk partai puncak dari pertandingan segitiga yang berlangsung antara Arsenal melawan Liverpool. Pada partai ketiga ini, Liverpool Masters, sebutan tim yang dihuni legend Liverpool, menggilas Arsenal Masters 3-1.

Arsenal menerjunkan Mikael Silvestre di lini belakang, sementara Kwankwo Kanu dan Robert Pires di depan. Liverpool sendiri menempatkan Jari Litmanen bersama Robbie Fowler di depan.

Fowler mengejutkan dengan membuat gol lebih dulu pada menit ke-2.

Dalam pertandingan yang berjalan lamban, Arsenal menyamakan kedudukan akibat blunder David James. Tak sengaja tendangannya mengenai kaki Luis Boa Morte dan bola tanpa bisa dikendalikan masuk ke gawang sendiri.

Tapi situasi angka sama tak bertahan lama. Riise menuntaskan tendangan penalti pada menit ke-32 dan Arsenal kembali kebobolan pada menit ke-37.

"Saya senang dengan pertandingan hari ini. Saya bertanding di gedung yang bagus, penonton yang bagus, situasi yang baik, namun kekurangannya hanya di lapangan yang tidak rata," kata Litmanen.

Pertandingan tanpa aksi spektakuler juga berlangsung ketika timnas Indonesia meladeni Arsenal Masters maupun saat melawan Liverpool Masters.

Bima Sakti dkk tidak berhasil mempertontonkan bola cepat dari kaki ke kaki terkesan sering salah paham antarpemain, mudah diintersep atau mudah dipotong, hingga sangat sedikit membuat kemelut di muka gawang lawan.

Sebaliknya, Arsenal Masters dan Liverpool Masters kerap merepotkan gawang yang di jaga Kurnia Sandy. Sekalipun kerap membuat kemelut di gawang timnas, namun banyak kesempatan mencipta gol terlewat begitu saja.

Kendati begitu, Liverpool menang 2-0 atas Timnas. Sedangkan ketika meladeni Arsenal, Timnas tunduk 1-2.

Tidak mendapat tontonan yang spektakuler dari para legend ini tidak menyurutkan semangat penonton. Prasetyo dari Yogyakarta mengaku memaklumi situasi ini.

Warga yang menetap di Kelurahan Samarinda Baru ini berpendapat materi pemain di Arsenal maupun Liverpool banyak yang sudah lama pensiun dari sepak bola. Dia mencontohkan, Nigel Winterburn di tim Arsenal Masters. Prasetyo melihat aksi Nigel terakhir di layar kaca antara 10-15 tahun lalu.

Dia pun realistis untuk tidak berharap lebih pada pertandingan yang harus superketat dan penuh aksi spektakuler. Sebagai penggila bola, kata Prasetyo, dirinya hendak bernostalgia dengan pemain-pemain masa silam dan berharap terhibur meski hanya menyaksikan secara langsung mereka bermain bola.

"Bukan berharap bisa melihat kualitas (pertandingan) pemain, karena kita nostalgia saja melihat orangnya. Misal, Litmanen. Saya tahunya sejak pemain asal Finlandia ini berseragam Ajax Amsterdam," kata Prasetyo yang ditemui di tribune barat stadion.

Meski tidak menuntut tontonan spektakuler dari para legenda, namun seharusnya tontonan itu tetap dikemas sangat baik sehingga semakin menghibur. Pengemasan pertandingan seharusnya mulai sejak sebelum BMC digelar hingga pertandingan berjalan.

"Bahkan pertandingan besar begini saja tidak menjadi obrolan bagi tetangga saya. Mungkin bisa lebih banyak penontonnya kalau (promosinya) dikemas lebih baik," kata Prasetyo.

Kemasan yang baik diyakini akan membuat penonton semakin terhibur. Prasetyo mencontohkan, seharusnya penyelenggara BMC menunjukkan profil tiap pemain pemain saat pertandangan belum berlangsung.

"Di turnamen ini tidak ada perkenalan satu demi satu pemain, perjalanan karier dan klubnya tiap orang, berapa gol, hingga soal prestasi tiap pemain," katanya.

"Karena perbedaan usia, pasti banyak penonton tidak mengalami masa kejayaan itu. Tidak berat sebenarnya mereplay satu dua tiga orang," kata Prasetyo.

Hal serupa juga diungkap Mailangkay asal kelurahan Sepinggan Baru. Menurutnya, pertandingan yang menghadirkan veteran sepakbola seharusnya dikemas lebih menghibur. Pertandingan seperti ini sangat berbeda dibanding pertandingan pada umumnya.

"Saya pernah jatuh cinta dengan Liverpool di zaman Robbie Fowler. Harusnya ada bersapa ria dengan penonton. Jadi jangan dikemas laga begini seperti pertandingan memperebutkan prestasi, hiburannya jadi hilang," kata Mailangkay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Jadwal Lengkap Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Semifinal Piala Asia U23 2024, Prediksi Klok Tak Ada yang Mustahil untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Indonesia Vs Uzbekistan: Keyakinan Pasukan STY Akan Tetap Menyerang

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Salip Man City, Sheffield United Degradasi

Liga Inggris
Hasil Aston Villa Vs Chelsea 2-2: Gol Dianulir, The Blues Bawa Pulang 1 Poin

Hasil Aston Villa Vs Chelsea 2-2: Gol Dianulir, The Blues Bawa Pulang 1 Poin

Liga Inggris
Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Leverkusen 46 Laga Tanpa Kalah, Xabi Alonso Benar-benar Fenomenal

Bundesliga
Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com