Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ancelotti Jadi Korban Perselisihan Petinggi Bayern Muenchen"

Kompas.com - 25/09/2017, 06:32 WIB
Eris Eka Jaya

Penulis

Sumber BolaSport

KOMPAS.com - Posisi FC Bayern Muenchen yang masih tercecer di peringkat ketiga klasemen Liga Jerman membuat kiprah pelatihnya, Carlo Ancelotti, berada di bawah sorotan.

Namun, menurut mantan pemain Bayern, Dietmar Hamann, Ancelotti tidak bisa sepenuhnya disalahkan.

FC Bayern Muenchen berada di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Jerman dengan 13 poin dari enam laga.

Mereka tertinggal tiga angka dari Borussia Dortmund di peringkat pertama.

Baca juga: Ancelotti: Bayern Tak Tampil Maksimal dan Gagal Kendalikan Permainan

Terakhir, Robert Lewandowski dkk hanya bermain seri 2-2 melawan Vfl Wolfsburg, Jumat (22/9/2017).

Dietmar Hamann, eks pemain Bayern dari 1992 hingga 1998, mengatakan bahwa Ancelotti apes.

"Dia orang paling sial di Bayern saat ini karena klub tersebut seperti tak punya kekompakan," kata Hamann.

Mantan pemain nasional Jerman tersebut menilai bahwa petinggi klub Die Roten sedang tidak kompak.

"Semua orang tidak satu suara. Saya rasa Ancelotti jadi orang yang harus menanggung beban perselisihan petinggi klub," kata Hamann.

Seperti dikutip BolaSport.com dari situs Sport Bild, rahasia dapur Bayern terbuka beberapa waktu lalu.

Presiden klub, Uli Hoeness, dan CEO, Karl-Heinz Rummenigge, mengatakan bahwa hubungan mereka tidak akur sejak Hoeness keluar dari penjara akibat kasus pajak.

Hal itu berdampak ke Ancelotti.

"Ancelotti tidak mendapat dukungan dari atas dan pekerjaannya jadi ekstra sulit," ujar Hamann.

Bukan hanya petinggi klub, para pemain Bayern juga menunjukkan isyarat tidak nyaman.

Mulai dari Robert Lewandowski yang mengkritik aktivitas transfer klub, Franck Ribery yang ngambek saat diganti, hingga Mats Hummels yang mengkritik taktik saat melawan Vfl Wolfsburg. 

Baca juga: Ribery Tolak Salaman dan Lempar Kaus, Ancelotti Beri Komentar 

"Kalau para pemain tahu bahwa pelatih tidak mendapat dukungan, mereka akan merasa bebas bicara apa saja. Kalau begitu, tim akan runtuh dalam hitungan hari atau minggu," ujar Hamann. (Lariza Oky Adisty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com