Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satria Tama, Calon Kiper Masa Depan Indonesia

Kompas.com - 11/02/2017, 20:21 WIB
advertorial

Penulis

KOMPAS.com - Satria Tama Hardianto digadang-gadang menjadi kiper masa depan Indonesia. Indikasinya, dengan usia baru menginjak 20 tahun, ia telah dipercaya berdiri di bawah mistar Persegres.

Penulis: Sahlul Fahmi/Kukuh Wahyudi

Tetapi, siapa sangka Satria kecil sebenarnya sangat menyukai bulu tangkis.

Bahkan, saat menginjak kelas 4 sampai 6 SD, pemain kelahiran Sidoarjo, 23 Januari 1997 itu tercatat sebagai salah satu anggota PB Satria Surabaya yang terletak di Rungkut Surabaya.

Kecintaan pada si kulit bundar tumbuh menjelang lulus SD. Ia mulai sering ikut teman-temannya bermain sepak bola di kampungnya.

Melihat aktivitas yang baru, sang ayah Bambang Hardianto lantas mengajak Satria ke salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya untuk membelikan baju kiper.

"Setelah mendapatkan baju kiper, saya semakin bersemangat bermain sepak bola. Ternyata saat menggunakan baju tersebut, teman-teman semakin memercayai saya sebagai kiper," ujar Satria mengenang masa kecilnya.

Melihat keinginan besar Satria menjadi kiper, ayahnya mendaftarkan dirinya ke SSB Indonesia Muda di Surabaya.

"Ketika kelas satu SMP aktivitas saya di PB Satria Surabaya sudah ditinggalkan. Saya mulai fokus ke sepak bola," ucapnya.

Ketika lulus SMP pada 2009, Satria lantas melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 10 Surabaya. Saat itu, kondisi SSB di Surabaya mulai lesu.

"Ayah saya ternyata mendapat informasi bahwa Widodo Cahyono Putro mendirikan akademi sepak bola. Lalum saya didaftarkan ke akademi sepak bola WCP di Gresik," kata Satria.

Semakin Berkembang

Ketika memulai latihan di WCP, Satria berlatih seminggu tiga kali, Senin-Rabu-Jumat.

"Saat tahun pertama latihan saya selalu diantar ayah ke Gresik. Namun, memasuki tahun kedua, saya mulai pergi sendiri dari Surabaya ke Gresik dengan menggunakan sepeda motor," ucap Satria.

Baca Juga:

Setelah menjalani latihan di WCP, Satria lantas mendapat kesempatan masuk menjadi salah satu dari tiga kiper Persegres U-21. Kala itu usia Satria masih 16 tahun dan menjadi kiper termuda dibandingkan dengan dua kiper lainnya, yakni Tri Windu dan Muchayin.

Kemampuan Satria terus meningkat di bawah arahan pelatih M Kuswo. Ia akhirnya masuk dalam skuat timnas U-17 pada 2015.

Pada 2015 kemudian Satria kembali memperkuat timnas U-19 di ajang AFF U-19 di Vietnam. Di timnas, Satria langsung ditangani oleh pelatih kiper kawakan, Hermansyah.

"Sebagai mantan pemain timnas dan pernah melatih timnas tentu Hermansyah banyak memberikan ilmu kepada saya," ujarnya.

Tak dimungkiri oleh Satria, selepas kembali dari ajang AFF U-19 dirinya merasa lebih berkembang. Hal itu dia buktikan saat membela Persegres di ajang TSC. Ia mampu bersaing dengan kiper senior seperti Sandi Firmansyah dan Irpan.

Ketika Eduard Tjong masuk menggantikan Liestiadi sebagai pelatih kepala Persegres, nama Satria kerap masuk sebagai starting eleven.

Memasuki kompetisi musim ini Satria juga kembali mampu bersaing dengan kiper gaek Aji Saka.

Satria tetap mendapatkan kepercayaan dari tim pelatih untuk mengawal gawang Persegres ketika bertanding di laga perdana Piala Presiden kontra Mitra Kukar (4/2/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com