"Kami kalah sama Singapura, juara dua. Kalah ditos (lempar koin), mereka pada nangis pas pulang ke Indonesia," ucap Wiwi seraya tertawa.
Ada kisah unik sewaktu tim Putri Priangan diundang untuk bertanding di luar negeri. Dia mengaku selalu meminta rekan-rekannya untuk membawa kebaya dan sanggul. Kebaya biasanya dipakai saat tim diundang untuk santap malam bersama pejabat setempat.
"Kalau tur, selain bawa baju biasa, kami bawa sanggul dan kebaya untuk menunjukkan identitas. Pemain sepak bola harus cantik, rambut harus terikat, pakai lipstik, cuma tidak usah bedakan, dan pakai wangi-wangian, karena biasanya habis main ibu pejabat suka nyalamin kami. Itu agar tidak menghilangkan fitrah sebagai perempuan," tuturnya.
Redupnya sepak bola wanita
Pada tahun 1973-1974, Wiwi dihadapkan pada keputusan berat. Ia terpaksa mesti gantung sepatu. Selain usianya yang mulai bertambah, Wiwi harus mengurus dua anaknya dan menemani sang suami, Hartoyo, yang bertugas sebagai administrator perkebunan teh.
Kepergian Wiwi pun mengiringi redupnya sepak bola wanita di Tanah Air. Ia kurang hafal sebabnya.
"Setelah pensiun, enggak ada penerus, pelan-pelan bubar. Namun, katanya 1980 sempat ada lagi, tetapi mulai pudar. Setelah pensiun, saya mendampingi suami saja," ujar Wiwi.
Namun, ia tak lantas mengakhiri hasratnya untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Setelah meninggalkan Putri Priangan, ia pun mendirikan klub sepak bola usia dini bernama Persatuan Sepak Bola Anak Gawang Bandung (Persagab).
"Itu menampung anak-anak di bawah usia 14 tahun," katanya.
Perjalanan Wiwi dalam mengembangkan sepak bola wanita memang begitu singkat. Namun, keberaniannya mendobrak sisi tabu menjadi tonggak penting cikal bakal tumbuh kembang sepak bola wanita di Tanah Air.
Kini, pada usia senjanya, Wiwi menghabiskan waktu dengan mengurus kafe yang baru berusia dua bulan. Kisah perjalanannya pun terpajang di dinding kafe yang memperlihatkan aneka foto dan prestasinya dalam ranah sepak bola wanita.
"Saya sekarang masih berkegiatan, ngurus kebun. Ini hasil dari saya (bergiat) di sepak bola, kebugaran saya sangat terjaga," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.