TANGERANG, KOMPAS.com - Tim nasional Indonesia turut mematangkan skenario bola mati selama masa training camp (TC) di Lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci Tangerang.
Terakhir, pada sesi latihan Selasa (15/11/2016) sore, para pemain terlihat berlatih sepak pojok dengan lima sentuhan.
Tendangan dilakukan dari sudut sebelah kiri. Stefano Lilipaly didaulat sebagai eksekutor dan Lerby Eliandry merupakan pemain yang paling dekat.
Lilipaly bukan melambungkan bola langsung ke gawang, melainkan mengopernya kepada Lerby. Lalu, Lerby dan Lilipaly melakukan kombinasi dengan dua pemain lainnya sebelum tembakan ke gawang.
"Ini sepak pojok ala Juventus," bunyi teriakan asisten pelatih Wolfgang Pikal di tengah lapangan.
Inilah sesi latihan sepak pojok timnas jelang persiapan AFF 2016 #BanggaGarudaKita pic.twitter.com/m5ISbje4wH
— Juara (@Juara) November 15, 2016
Skenario sepak pojok di atas bukanlah satu-satunya yang dicoba timnas selama latihan. Begitu pula terkait tendangan bebas, ada beberapa varian kombinasi yang dijajal para pemain.
Diakui Pikal, timnya memang menyiapkan sejumlah opsi bola mati untuk Piala AFF 2016. Tujuannya yakni supaya strategi timnas tidak mudah ditebak lawan.
"Dari 80 skenario bola mati yang saya miliki, kami memilih sepuluh. Dari sepuluh, kami menyortir lagi menjadi lima. Kami akan mematangkan lima opsi ini," tutur Pikal setelah acara makan malam di Hotel Aryaduta.
Evan Dimas bukan eksekutor
Untuk eksekutor bola mati, Pikal juga mengaku sudah mengantongi beberapa nama, termasuk Lilipaly. Karena fasih dengan kaki kanan, pemain berdarah Belanda ini bakal mengemban tugas sepak pojok dari kiri.
Pilihan untuk eksekutor berkaki kanan lainnya adalah Zulham Zamrun, Dedi Kusnandar, dan Irfan Bachdim. Namun, pemilik nama terakhir batal berangkat karena cedera tulang fibula.
Adapun untuk eksekutor kidal, tim pelatih memilih Abduh Lestaluhu dan Rizky Pora.
Tidak ada Evan Dimas dalam daftar penendang sepak pojok. Sebab, tendangan gelandang berusia 21 tahun ini dianggap kurang bertenaga.
"Kalau daerah dekat, Evan mungkin bisa. Namun, untuk sepak pojok yang jaraknya lebih jauh, dia tidak bisa," kata Pikal.
"Sebab, laju bola tidak cepat. Nanti kiper sempat mengambil topi dulu sebelum menangkap bola," ucap Pikal lagi berkelakar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.