Ya, kisah tersebut akan selalu dikenang oleh para pecinta sepak bola dunia, khususnya bagi orang Argentina dan Inggris. Pada laga perempat final yang berlangsung di Mexico City yang mempertemukan kedua negara itu, Maradona menghadirkan kehebohan karena mencetak gol menggunakan tangannya, tetapi wasit Ali Bennaceur asal Tunisia mengesahkannya.
Meskipun bertubuh pendek, Maradona memenangi duel di udara melawan kiper Inggris Peter Shilton. Ternyata, Maradona mendorong bola menggunakan tangannya dan si pengadil tak melihat aksi mantan bintang Napoli dan Barcelona tersebut. Alhasil, gol tersebut dinyatakan sah meskipun para pemain Inggris melancarkan protes keras. Setelah itu, Maradona menyebut golnya tersebut sebagai "Gol Tangan Tuhan".
Di sisi lain, "pembiaran" Bennaceur menimbulkan perdebatan yang terjadi hingga sekarang. Muncul pendapat agar para wasit dari negara-negara kecil tak boleh memimpin pertandingan besar nan bergengsi.
Maradona memeluk dan mencium wasit yang mengesahkan gol handball-nya tersebut serta memberikan hadiah seragam timnas Argentina yang telah ditandatanganinya dan bertuliskan "Untuk Ali, sahabat abadi saya". Bennaceur pun memberikan foto dirinya, Maradona, dan Shilton, yang menjadi kapten Inggris, sebelum pertandingan di Stadion Azteca itu dimulai.
Pada wawancara di kemudian hari, Bennaceur menyalahkan asisten wasit asal Bulgaria Bogdan Dotchev. Menurut pria berusia 71 tahun tersebut, sang asisten gagal memperingatinya ketika Maradona meninju bola melewati Shilton untuk membuat Argentina memimpin pada pertandingan itu, sebelum kemudian menang dengan skor 2-1.
"Sebelum pertandingan, FIFA memberikan instruksi yang jelas kepada kami. Jika kolega Anda berada di tempat yang lebih baik daripada Anda, keputusannya harus diperhitungkan. Itulah yang saya lakukan: asisten saya tidak menaikkan benderanya," ucapnya kepada majalah sepak bola Perancis So Foot.
Terlepas dari aksi "Gol Tangan Tuhan", penampilan Maradona dalam pertandingan tersebut sangat fantastis. Tengok saja bagaimana aksi pemain bertubuh gempal tersebut saat mencetak gol kedua, karena dia melakukan solo run dari tengah lapangan sebelum memperdaya lima pemain Inggris, termasuk penjaga gawang. Aksi membelah pertahanan Inggris tersebut sering disebut sebagai gol terbaik abad ini.
Pada Piala Dunia 1986, Argentina keluar sebagai juara. Setelah melewati hadangan Inggris, Albiceleste menaklukkan Belgia 2-0, sebelum membungkam Jerman Barat 3-2 pada partai puncak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.