Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/06/2014, 22:11 WIB

Maret lalu, alat itu disimulasikan dalam pertandingan sepak bola di Sao Paulo. Tujuannya, untuk melihat pengaruh sinyal ponsel terhadap alat itu. Meskipun sistem kerja eksoskeleton terganggu dengan kehadiran gelombang elektromagnetik ponsel, alat itu tak bermasalah selama gangguan itu dalam jarak antara lapangan dan tribune penonton.

Untuk keperluan pembukaan Piala Dunia, Nicolelis menyeleksi sejumlah pasien lumpuh yang menjadi sukarelawan penelitian. Seorang dari mereka, Juliano Pinto, akhirnya terpilih sebagai penendang bola pertama yang resmi menandai dimulainya laga Piala Dunia Brasil.

”Ini pertama kali eksoskeleton dikendalikan aktivitas otak dan memberi umpan balik kepada para pasien. Demonstrasi di stadion benar-benar di luar rutinitas kami dalam pengembangan robotik,” kata Nicolelis kepada AFP.

”Kehadiran alat ini di Piala Dunia Brasil hanya permulaan. Pada masa mendatang, alat ini akan memberi pendekatan baru bagi penanganan pasien lumpuh,” lanjutnya.

Semoga pada Piala Dunia berikutnya kita melihat pasien lumpuh tak hanya menendang bola, tetapi juga bermain sepak bola.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com