Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hantu" Maracana Masih Bergentayangan

Kompas.com - 31/05/2014, 12:01 WIB
KOMPAS.com - Umurnya sudah terbilang uzur, 64 tahun. Tapi, si gaek berwujud "hantu" itu masih selalu bergentayangan. Berawal dari Stadion Maracana, di Rio de Janeiro, Brasil, "hantu" itu, kini malah bergentayangan di benak semua penggawa Brasil, termasuk pelatih Felipe Scolari. Perkenalkan, hantu itu bernama Maracanazo alias kekalahan Brasil setiap menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Maracana atau nama resminya Estádio Jornalista Mário Filho adalah stadion berkapasitas sekitar 80.000 penonton. Pertama kali dibuka pada 16 Juni 1950, stadion itu menjadi "kuburan" bagi Tim Nasional (Timnas) Brasil. Pada ajang Final Piala Dunia 1950, tuan rumah Brasil justru malah menjadi pecundang. Uruguay, seteru Brasil di final itu sukses mendulang kemenangan 2-1.

Alhasil, di hadapan 200.000 penonton yang memadati stadion yang identik dengan nama Sungai Maracana itu, penggawa Brasil seperti Ademir, Baltazar, dan Zair harus keluar lapangan dengan kepala tertunduk. Pada saat itulah, "hantu" Maracana bak mengalami penahbisan untuk selalu bergentayangan.

Menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 2014 adalah kesempatan penting bagi Selecao. Soalanya, sebagaimana pengakuan Scolari dalam warta Goal.com  pada Sabtu (31/5/2014), Negeri Samba menanti begitu lama untuk mengenyahkan "hantu" itu.

Catatan prestasi Brasil menuju Piala Dunia 2014 memang terbilang paling gemilang. Menggenggam lima (penta) kali kemenangan selama 19 kali perhelatan Piala Dunia yakni pada 1958, 1962, 1970, 1994, dan 2002, Brasil belum pernah sama sekali menjadi pemuncak di negeri sendiri.  


Panjang umur

Saat ini, bersama generasi emas seperti Neymar dan kawan-kawan, Brasil mencatatkan rekor uji coba nyaris tak terkalahkan sepanjang 2013. Setitik noda dari serangkaian uji coba tersebut adalah kekalahan dari Timnas Inggris di Wembley pada 6 Februari 2013. Waktu itu, The Three Lions unggul 2-1.

Sementara, pada 9 Juni 2013, giliran Brasil menekuk Prancis dengan skor 3-0. Pertandingan antara Timnas Brasil versus Prancis itu terselenggara di Stadion Arena do Grêmio di Porto Alegre, Brasil. Pertandingan itu pun tercatat sebagai pertandingan terakhir sebelum Piala Konfederasi 2013.

Sebagai tuan rumah di Piala Konfederasi, tim "orang-orang terpilih", begitu terjemahan dari Selecao, bak melenggang dengan gampang. Mengawali laga melawan Jepang, Brasil meraih poin penuh pertamanya di ajang tersebut lewat kemenangan 3-0. Usai kemenangan itu, Brasil mengalahkan pula Meksiko dengan angka 2-0.

Selanjutnya, Brasil menumpas Italia 4-2. Raihan itu membawa Brasil ke semifinal. Di sesi tersebut, Brasil menundukkan Uruguay. Skornya, 2-1.

Kemudian, di laga pamungkas, Brasil justru menggebuk Spanyol 3-0. Spanyol adalah juara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Kemenangan demi kemenangan yang menjadi koleksi Tim Samba mencapai 29 kali selama empat kali mengikuti Piala Konfederasi. Raihan ini tentunya begitu menumbuhkan rasa percaya diri tinggi.

Nah, sekarang, kita tinggal menanti pembuktian tampuk juara di Piala Dunia 2014. Menjadi jawara di rumah sendiri adalah cita-cita pamungkas Brasil. Sebaliknya, menjadi pecundang di rumah sendiri sama saja menambah panjang umur "hantu" Maracana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Motogp
Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Timnas Indonesia
Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Liga Italia
Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com