Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SEA Games, dari Pesta hingga Air Mata Garuda (2)

Kompas.com - 09/12/2013, 11:08 WIB
Ary Wibowo

Penulis

KOMPAS.com — SEJAK medali emas pada SEA Games 1991 di Manila, raihan terbaik timnas Indonesia adalah medali perak pada 1999 di Brunei dan 2011 di Jakarta. Kini, pada ajang SEA Games 2013 di Myanmar, ratusan juta masyarakat pun akan kembali menyaksikan apakah Garuda Muda bisa kembali berpesta atau meneruskan duka sepak bola.

Rekaman perjalanan timnas Indonesia di SEA Games

1991, Manila, Filipina

Kegagalan di Singapura membuat Indonesia berbenah untuk menghadapi SEA Games kali ini. PSSI pun mendatangkan pelatih asal Rusia, Anatoly F Polosin, yang dikenal sangat tegas dalam menerapkan kedisplinan di timnas. Sikap pun tersebut membuahkan hasil karena Indonesia mampu kembali meraih gelar juara tahun ini.

Indonesia bernaung di Grup B bersama Malaysia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Sepanjang babak penyisihan, Indonesia tampil perkasa karena tidak terkalahkan dari tiga laga saat melawan Malaysia (2-0), Vietnam (1-0) dan Filipina (2-1).

Ujian berat bermula di babak semifinal karena Indonesia kembali menghadapi Singapura yang mengempaskan skuad Garuda pada 1989. Namun, skuad Garuda berhasil melaju ke final karena menang adu penalti 4-2 setelah bermain imbang tanpa gol hingga babak tambahan.

Di partai pamungkas, Widodo C Putro dan kawan-kawan akhirnya sukses mempersembahkan emas kedua dari cabang sepak bola bagi Indonesia di SEA Games. Kesuksesan tersebut tercipta setelah mereka mampu menang 4-3 lewat babak adu penalti atas "musuh besarnya", Thailand.

"Nah, kini pemain telah berjuang untuk menang. Ini berarti mereka itu sudah mengetahui betul tanggung jawab yang dibebankan. Karena juara itu susah dicari, tapi pemain bagus bisa diciptakan," kata Polosin seusai pertandingan melawan Thailand. (Kompas, Kamis 5 Desember 1991).

KOMPAS/ Sihombing, Julian Mantan pelatih tim nasional Indonesia, Anatoly Fyodorovich Polosin.
1993, Singapura

Sejak emas di Manila, kondisi sepak bola Indonesia mulai bergejolak, khususnya di level kompetisi dan organisasi PSSI. Prestasi timnas di sejumlah laga uji coba pun kurang baik karena secara keseluruhan, sepanjang 1993, Indonesia kebobolan 19 gol dan hanya mampu memasukkan enam gol saja. (Kompas, Kamis, 13 Mei 1993).

Indonesia bergabung di Grup B bersama Singapura, Vietnam, dan Filipina. Meski mampu lolos dari penyisihan grup, Indonesia untuk sekian kalinya harus mengakui keunggulan Thailand di semifinal. Gol kemenangan Thailand ditentukan Vitoon Kijmongkolsak dua menit memasuki paruh kedua.

"Saya kecewa, anak-anak sudah bermain dengan bagus. Tetapi, jangan salahkan Toplak (pelatih Indonesia). Salahkanlah Ketua PSSI," ujar Ketua PSSI Azwar Anas setelah pertandingan semifinal kontra Thailand.

1995, Chiang Mai, Thailand

PSSI kembali ditargetkan meraih emas yang hilang sejak 1991. Bahkan, Ketua Umum KONI Pusat saat itu, Wismoyo Arismunandar, sempat berencana akan mengenakan budaya malu kepada segenap jajaran dan pengurus PSSI jika target emas yang dicanangkan gagal diraih.

Namun, apa daya, Indonesia kembali menelan kegagalan di ajang kali ini. Proyek Primavera yang ketika itu dieluk-elukan sebagai cara untuk membina pemain muda pun dinilai gagal karena Indonesia secara memalukan untuk kedua kalinya tidak lolos dari putaran grup A yang juga diisi Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Vietnam.

"Saya mengakui tim sepak bola Indonesia gagal mengemban tugas bangsa yang diamanatkan KONI Pusat untuk meraih medali emas di SEA Games ini. Saya minta maaf kepada seluruh pencinta sepak bola Tanah Air," ujar Nirwan Bakrie, manajer timnas Indonesia saat itu. (Kompas, Kamis 14 Desember 1995).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Liga Lain
Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com