Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Sia-sia, Bergkamp Jadi Legenda

Kompas.com - 14/07/2013, 17:35 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Jika Anda terlibat dalam sebuah pertandingan, baik itu di bangku cadangan atau hanya menyaksikan di layar televisi, Anda pasti ingin belajar dari Dennis Bergkamp.."

Demikian terlontar dari mulut mantan striker Arsenal, Thiery Henry, menanggapi peran besar pemain legendaris Belanda, Dennis Bergkamp, dalam setiap pertandingan The Gunners. Bagi Henry, Bergkamp bukan saja merupakan rekan tim yang luar biasa, tetapi juga seorang pesepak bola yang pantas dijadikan panutan dan idola.

Pernyataan Henry tersebut memang bukan isapan jempol semata. Sempat diragukan kapasitasnya ketika mengawali karier di Highbury - sekarang Emirates - pada 1995, Bergkamp mampu unjuk gigi kepada masyarakat London dan dunia bahwa dia pantas disematkan sebagai seorang legenda.

Bergkamp mengawali debut di Premier League ketika menghadapi Middlesborough pada 20 Agustus 1995. Diboyong dengan banderol 7,5 juta pounds dari Inter Milan membuat jutaan penggemar Arsenal berharap banyak kepada pemain yang mencetak 103 gol dalam tujuh musimnya bersama Ajax Amsterdam tersebut.

Namun, Bergkamp kesulitan beradaptasi dengan permainan di Inggris dan tidak satu gol pun ia cetak di enam pertandingan awal Arsenal. Walhasil, dia pun menjadi bulan-bulanan media maupun fans Arsenal. "Uang terbuang sia-sia!" demikian tulisan yang terpampang di halaman depan media maupun ucapan fans kala itu.

23 September 1995, di hadapan puluhan ribu suporter di Highbury, Bergkamp akhirnya angkat suara ketika berhadapan dengan Middlebrough. Melihat umpan silang Glen Holder menuju ke arahnya, dengan teknik tinggi Bergkamp melepaskan tendangan voli kaki kanannya untuk menorehkan awal tinta emas di Highbury.

Kiper Middlesbrough, Allan Miller hanya terpana melihat gol bersarang ke gawangnya. Sementara, di tribun penonton, suporter bersorak gembira karena akhirnya berkesempatan melihat aksi sang legenda. Musim perdana itu pun ditutup Bergkamp dengan torehan 13 gol dari total 33 laga.

Kedatangan Arsene Wenger pada September 1996, membuat karier Bergkamp semakin bersinar. Sentuhan-sentuhan midasnya dianggap cocok dengan filosofi sepak bola yang dibawa oleh Wenger dari Jepang dan Perancis. Apalagi, pada musim itu, Wenger sukses memadukan teknik Bergkamp dengan pemain bertalenta tinggi lainnya seperti Marc Overmars, Emmanuel Petit dan Patrick Vieira.

Di musim-musim berikutnya, Bergkamp akhirnya sukses membawa Arsenal menjadi salah satu klub papan atas di Premier League. Ia mempersembahkan 3 gelar Premier League pada 1998, 2002, dan 2004, 4 trofi Piala FA (1998, 2002, 2003, 2005) dan 3 Community Shield (1998, 1998, 2002, 2004).

Selain itu, Bergkamp juga mencatatkan prestasi individual lewat gol-gol indahnya ke gawang lawan. Pada Agustus 1997, Bergkamp sempat menjadi satu-satunya pesepakbola di Premier League yang tiga golnya dipilih oleh salah satu media Inggris, BBC, untuk menduduki peringkat satu hingga ketiga dalam BBC's Goal of the Month.

Ratusan Jutaan pasang mata dunia juga tidak akan pernah lupa akan gol menawan Bergkamp ke gawang Argentina ketika membela Belanda di perempat final Piala Dunia 1998. Ketika publik Stade Vellodrome, Marseille, mengira laga akan dilanjutkan ke babak tambahan karena skor 1-1 masih bertahan hingga menit ke-88, Bergkamp menunjukkan magisnya.

Berawal dari umpan lambung panjang Frank de Boer, Bergkamp mampu mengontrol bola umpan tersebut dengan baik di dalam kotak penalti. Kemudian, dengan dingin, ia menyapu bola ke dalam untuk menghindari tekel bek Argentina, Roberto Ayala, sebelum melepaskan tendangan keras yang tak mampu dihalau kiper Carlos Roa. "Itu merupakan gol dari planet lain," kata pelatih Barcelona asal Belanda kala itu, Louis van Gaal.

"Semuanya bisa menjadi sesuatu yang salah (ketika menerima umpan Franc). Jadi Anda harus berkonsentrasi tahap demi tahap. Tetapi Anda tidak tahu tahap-tahap itu. Anda hanya dapat melakukan tahap kedua, jika tahap pertama berjalan benar. Jika Anda gagal, Anda harus melakukannya lebih baik lagi nanti," kenang Bergkamp.

Berkat kejeliannya tersebut, Belanda mampu menang 2-1 dan lolos ke semifinal. Meski pada babak empat besar harus rela tersingkir oleh Brasil lewat babak adu penalti, Bergkamp terus mendapatkan apresiasi. Apalagi, ketika dia sukses membawa Arsenal menjuarai Premier League 2003-2004 dengan rekor tak terkalahkan..

Pada 2006, Bergkamp akhirnya memutuskan untuk pensiun. Perhormatan terakhir publik Emirates kepada "The Iceman" dilaksanakan dalam bentuk pertandingan testimoni melawan Ajax pada 22 Juli 2006. Acara itu juga dihadiri legenda lainnya, seperti Marco van Basten, Johan Cruyyf, dan Ian Wright.

Melihat perjalanan karier Bergkamp tersebut, para pesepakbola yang pernah bermain bersama, seperti Henry, ataupun yang sekedar hanya berlatih bersama tentunya akan merasa sangat bangga. Karena, sejumlah pemain itu akan menjelma menjadi bintang di masa depan.

Pun halnya dengan salah satu bek muda andalan Arsenal, Kieran Gibbs. Kompas.com berkesempatan berbicara banyak hal bersama pemain berusia 24 tahun tersebut di sela-sela acara Nike Elite Tournament yang merupakan salah satu rangkaian acara Arsenal Tour Asia, di Jakarta, Sabtu (13/7/2013).

Dari sejumlah pertanyaan kepada Gibbs, saya ingin tahu perihal siapa sosok pesepakbola terbaik yang mempunyai pengaruh besar dalam kariernya. Dengan lantang, Gibbs pun menyebut, Dennis Bergkamp!

"Anda bisa melihat cara dia bermain. Dia membawa sesuatu yang baru dalam setiap pertandingan. Setiap musim yang dijalaninya begitu hebat bersama Arsenal dan Belanda. Dia  memiliki teknik yang luar biasa dan visi bermain sangat bagus bagi tim ini. Aku belajar banyak darinya." -- Kieran Gibbs

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com