Meningkatnya tekanan kepada pemerintahan Rousseff dari gelombang unjuk rasa jalanan terbesar di Brasil dalam 20 tahun terakhir ini membuat Rousseff membatalkan kunjungan kenegaraan ke Jepang, yang menurut rencana dilaksanakan pekan depan.
Menurut juru bicara polisi, seperti dikuti media setempat, lebih dari 1,25 juta orang berunjuk rasa hari Kamis di lebih dari 100 kota di negeri berpenduduk 194 juta jiwa tersebut.
Gelombang unjuk rasa dimulai pekan lalu sebagai protes kenaikan harga tiket bus. Namun, protes ini segera melebar menjadi imbauan untuk diakhirinya korupsi di pemerintahan. Desakan itu dipicu pengeluaran pemerintah federal sebesar 15 miliar dollar AS untuk menjadi tuan rumah Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014.
Gerakan ini tak memiliki warna politik dan tak ada kepemimpinan yang jelas. Sebagian besar demonstran anak muda kelas menengah yang berpendidikan.
Sekitar 300.000 demonstran berunjuk rasa ke balaikota di Rio de Janeiro. Di Brasilia, sekitar 30.000 orang berdemo, sedangkan di Salvador 20.000 orang.
Di Sao Paulo 110.00 orang turun ke jalan dalam protes yang umumnya damai, kecuali bentrokan antara sekelompok kaum kiri dan mayoritas demonstran yang keberatan akan hadirnya partai politik. ”Ini gerakan sosial, bukan gerakan politik,” kata seorang demonstran. ”Kami tak menginginkan partai-partai dalam demo.”