Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MU, Mengelola Trauma Jadi Juara

Kompas.com - 24/04/2013, 02:10 WIB

Perjalanan Manchester United menjuarai Liga Inggris ke-20 musim ini telah diracik Pelatih Sir Alex Ferguson sejak di Stadium of Light, Sunderland, akhir musim lalu. Di stadion itu, dengan hati meradang, Ferguson, sang manajer, bergumam, ”Mereka tahu saya tidak akan minggir.” MH SAMSUL HADI

Pada 13 Mei 2012 itu, saat timnya menang 1-0 atas tuan rumah Sunderland, mungkin salah satu hari paling menyakitkan dalam hidup Ferguson. Waktu itu, pemain dan suporter Manchester United (MU) bersorak-sorai, siap merayakan gelar juara liga ke-20. ”Bencana” lalu datang lewat kabar dari Stadion Etihad, markas Manchester City, Sergio Aguero mencetak gol menit ke-94. City menang 3-2 atas Queens Park Rangers.

Trofi juara memang datang ke Manchester, tapi bukan ke Old Trafford, markas MU, melainkan ke kandang City. City berhak atas trofi itu karena unggul selisih gol atas MU. ”Itu tikaman bagi kami,” ujar Ferguson, belum lama ini, mengenang pengalaman pahit itu. ”Kami hanya juara dalam 20 detik.”

Ia bercerita, saat itu para pemain MU diam termenung. Kepada mereka, Ferguson berkata, ”Ingatlah seperti apa rasanya situasi ini. Pastikan mereka jangan sampai menertawakan Manchester United lagi.”

Kehilangan gelar juara hanya karena kalah selisih gol, dalam beberapa detik laga terakhir, tak pernah terlupakan di benak Ferguson. ”Itu pertama kali kami kalah (dalam perebutan gelar juara) karena selisih gol,” ungkap Ferguson kepada MUTV, kanal televisi milik klubnya.

”Bagi saya, itu tantangan. Selisih gol kami harus lebih baik daripada yang mereka (City) peroleh.” Itu sebabnya, di awal musim ini, hanya satu instruksi Ferguson, ”Pastikan kita tidak kalah selisih gol.”

Senin (22/4), pada laga ke-34 dari total 38 laga semusim, MU (78 gol)—klub berjuluk ”Setan Merah” itu—bukan hanya mencatat selisih gol yang lebih baik dari klub tetangga, City (59 gol), melainkan juga telah memastikan juara Liga Inggris.

Kemenangan atas Aston Villa di Old Trafford berkat tiga gol Robin van Persie menjadi konfirmasi atas keperkasaan MU. Van Persie, yang mencetak hampir sepertiga dari total gol klubnya, tak diragukan lagi adalah salah satu kunci sukses MU.

Striker asal Belanda berusia 29 tahun itu ditransfer MU dari Arsenal, Agustus tahun lalu, seharga 24 juta poundsterling (sekitar Rp 355 miliar). Ia diberi kostum bernomor punggung 20. Angka gelar juara yang dikejar MU musim ini. Klop.

Kostum keramat

Dalam laga menjamu Aston Villa, Senin lalu, sekitar 75.000 suporter MU meneriakkan yel-yel dengan kekuatan suara maksimal, ”Champions, champions.” Setelah laga berakhir, bek Rio Ferdinand menarik bagian belakang kaus Van Persie yang bertuliskan angka 20 dan berteriak, ”Nomor 20, nomor 20.”

”Luar biasa perasaan ini,” kata Van Persie. ”Ini tim yang fantastis dan para pemain yang fantastis. Ini gelar juara bagi semua pemain.”

Bagi Ferguson, ini gelar juara liga ke-13 dari total 49 trofi yang dia persembahkan sejak melatih MU pada 1986. Menurut Ferguson, sukses menjuarai musim ini secara cepat—ada empat laga tersisa bagi MU—merupakan respons atas peristiwa traumatis musim lalu. ”Anda harus kagum atas fokus yang kami perlihatkan musim ini. Kami ulet. Konsistensi kami bagus,” katanya.

Kendati performa individu Van Persie memegang peran penting, sukses MU dibangun di atas ambisi kolektif seluruh tim untuk kembali juara. Penampilan David de Gea, Rafael da Silva, Danny Welbeck, dan Michael Carrick juga berkesan.

Dari sosok Welbeck, Ferguson membuktikan kepercayaannya kepada pemain muda. Dalam usianya yang masih 22 tahun, perjalanan Welbeck masih panjang. Ia disebut-sebut hampir menyamai kelas sejumlah mantan striker MU, seperti Andy Cole, Dwight Yorke, Teddy Sheringham, atau Dimitar Berbatov.

”Banyak pemain muda di tim ini. Ini tim yang masih bisa berbicara dalam waktu lama dan mudah-mudahan mereka mampu membuktikan,” ungkap Ferguson. Selain Welbeck, masih ada Javier Hernandez, David de Gea, Rafael, Phil Jones, Chris Smalling, Alexander Buttner, Tom Cleverley, Shinji Kagawa, dan Nick Powell, yang usia mereka masih di bawah 25 tahun.

Deretan pemain muda itu dikombinasikan dengan kematangan pemain veteran, seperti Ryan Giggs dan Paul Scholes. Giggs memasuki usia ke-40 tahun dan telah memperpanjang kontrak di MU hingga musim depan. Ia masih menjadi bagian penting untuk memperkokoh MU musim depan.

”Dia ajaib,” kata Ferguson mengenai Giggs. Pemain asal Wales selalu menjadi bagian penting MU—selalu mencetak gol—saat klub itu 13 kali juara liga di bawah Ferguson. ”Dia masih bisa bermain dua musim lagi. Percayalah.”

Seperti dua sisi dari satu keping mata uang, konsistensi permainan MU yang berbuah gelar juara musim ini juga tak lepas dari buruknya penampilan City pada pertengahan musim, kisruh manajerial yang mewarnai ruang ganti Chelsea, dan Arsenal yang lambat dalam start.

Bidik rekor Chelsea

Setelah sukses mengamankan gelar, roda keperkasaan MU masih terus berputar. Masih ada empat laga. Seperti yang kerap diucapkannya, Ferguson tak mau menoleh ke belakang.

Satu hal yang dia instruksikan kepada pemain, membidik rekor perolehan poin juara yang saat ini dipegang Chelsea (95 poin) pada musim 2004-2005. Rekor itu bakal pecah jika MU memenangi keempat laga sisa.

Apalagi, trofi juara baru akan mereka dapatkan dalam upacara penyerahan setelah laga kandang MU terakhir lawan Swansea City, 12 Mei. Tentu, bakal sempurna jika trofi diraih dan rekor Chelsea juga dilampaui. (AP/ AFP/REUTERS/ BBC/GUARDIAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com