Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisyphus, Cinderella, dan KLB PSSI

Kompas.com - 16/03/2013, 20:03 WIB

Prestasi internasional, setidaknya di kawasan Asia, bukanlah harapan utopia. Sejarah menunjukkan bahwa anak-anak bangsa ini punya kemampuan yang disegani lawan, jika sekarang kita tidak bisa berbuat banyak, meski sudah diperkuat pemain naturalisasi. Itu karena Indonesia tak berproses. Jadi, memecat Nil Maizar dan "diam-diam" mengangkat Luis Manuel Blanco bukan solusi.

Jika PSSI serius memperbaiki sepak bola Indonesia dan membangun sepak bola profesional, mereka harus menetapkan standardisasi klub dan menerapkannya dengan jujur dan tegas.

Klub peserta kompetisi dua kasta teratas harus menyiapkan rencana bisnis dan anggaran, termasuk kontrak pemain, minimal untuk tiga musim kompetisi. Selain menghindari terulangnya insiden Diego Mendieta, syarat ini penting untuk menjamin kontinuitas kompetisi yang merupakan ajang untuk menemukan dan mengasah bakat pemain.

Klub yang menunggak gaji harus dianggap tidak profesional dan diturunkan ke level amatir, sehebat apa pun sejarah dan nama besar klub itu, karena mereka "mengancam" kelangsungan hidup pemain. Pengelola liga kemudian harus mengambil alih tanggung jawab, dalam hal ini melunasi gaji pemain atau melakukan tindakan lain yang membuat pemain bisa mendapatkan haknya.

Suporter dan klub yang suporternya melakukan pelanggaran hukum harus mendapatkan sanksi berat. Hal ini penting untuk menciptakan pertandingan aman dan nyaman di stadion. Jika pertandingan aman, akan ada semakin banyak penonton datang dan dengan begitu meningkatkan pendapatan dari tiket.

Dengan stadion yang penuh (dengan orang-orang yang membeli tiket), klub punya peluang mendapatkan pemasukan lebih besar dari sponsor dan hak siar. Mengenai kapasitas dan kualitas stadion, klub bisa bekerja sama dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Jadwal pertandingan juga harus dibuat seragam, pada hari Sabtu dan Minggu misalnya. Selain memberi kesempatan kepada semakin banyak orang menonton, juga supaya pemain berada dalam kondisi fisik relatif sama ketika mengikuti latihan bersama tim nasional. Jika selisih waktu antara Indonesia Barat, Tengah, dan Timur menjadi kendala, perlu dipikirkan membagi kompetisi menjadi dua wilayah.

Untuk pembinaan pemain muda, PSSI, pengelola liga, dan klub bisa bekerja sama lebih serius dengan sekolah-sekolah sepak bola, misalnya membuka lowongan pemain.

Akan ada keuntungan dan kerugian dari perubahan itu. Namun, jika Tuhan saja kesulitan menggembirakan semua orang dalam waktu yang sama, siapa yang bisa?

Dengan begitu, peserta KLB besok harus datang dengan semangat rela "tidak ikut bermain". Seperti kata Cesc Fabregas, ia gembira tak dimainkan jika itu demi kepentingan yang lebih besar, Barcelona.

Jika peserta KLB datang untuk perut masing-masing, maka KLB hanya akan menjadi cerita versi lain dari legenda Sisyphus, dan pemain sepak bola Indonesia akan selamanya kalah terkenal dan kalah sejahtera dari pengurusnya.

Semoga KLB ini merupakan awal dari cerita versi lain dari Cinderella, yaitu kemenangan pemain dan suporter yang selama ini menderita karena diabaikan "majikan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PSSI Upayakan Calvin Verdonk-Jens Raven Bela Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

    PSSI Upayakan Calvin Verdonk-Jens Raven Bela Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

    Timnas Indonesia
    IMI X IOF Challenge 2024 Tuntas, Kolaborasi Majukan Offroad Tanah Air

    IMI X IOF Challenge 2024 Tuntas, Kolaborasi Majukan Offroad Tanah Air

    Sports
    Jadwal dan Hasil Undian Thailand Open 2024, Indonesia Kirim 16 Wakil

    Jadwal dan Hasil Undian Thailand Open 2024, Indonesia Kirim 16 Wakil

    Badminton
    Pelatih Korea Utara Ungkap Kelebihan Timnas U17 Putri Indonesia

    Pelatih Korea Utara Ungkap Kelebihan Timnas U17 Putri Indonesia

    Timnas Indonesia
    PSG Vs Toulose 1-3, Noda Sorakan dan Penghormatan untuk Mbappe

    PSG Vs Toulose 1-3, Noda Sorakan dan Penghormatan untuk Mbappe

    Liga Lain
    Real Madrid Pesta Juara LaLiga: Kacamata dan Cerutu Ancelotti, Asa di Liga Champions

    Real Madrid Pesta Juara LaLiga: Kacamata dan Cerutu Ancelotti, Asa di Liga Champions

    Liga Spanyol
    Championship Series Liga 1: Fakta Head to Head Bali United Vs Persib

    Championship Series Liga 1: Fakta Head to Head Bali United Vs Persib

    Liga Indonesia
    Jadwal Siaran Langsung Championship Series Liga 1 Bali United Vs Persib, Borneo Vs Madura United

    Jadwal Siaran Langsung Championship Series Liga 1 Bali United Vs Persib, Borneo Vs Madura United

    Liga Indonesia
    Man United Vs Arsenal: Setan Merah Tumbang, Ten Hag Soroti Krisis Pemain

    Man United Vs Arsenal: Setan Merah Tumbang, Ten Hag Soroti Krisis Pemain

    Liga Inggris
    Hasil-Klasemen Liga Italia: Juventus Tertahan Salernitana, Atalanta 2-1 AS Roma

    Hasil-Klasemen Liga Italia: Juventus Tertahan Salernitana, Atalanta 2-1 AS Roma

    Liga Italia
    Man United Kalah dari Arsenal, Rooney dan Keane Berbicara

    Man United Kalah dari Arsenal, Rooney dan Keane Berbicara

    Liga Inggris
    Man United Kalah dari Arsenal, Atap Old Trafford Bocor dan Muncul Air Terjun

    Man United Kalah dari Arsenal, Atap Old Trafford Bocor dan Muncul Air Terjun

    Liga Inggris
    Klasemen Premier League Usai Kemenangan Arsenal Atas Man United

    Klasemen Premier League Usai Kemenangan Arsenal Atas Man United

    Liga Inggris
    Hasil Man United Vs Arsenal 0-1, The Gunners Bawa Perebutan Gelar ke Pekan Terakhir

    Hasil Man United Vs Arsenal 0-1, The Gunners Bawa Perebutan Gelar ke Pekan Terakhir

    Liga Inggris
    Babak Pertama Man United Vs Arsenal, Gol Trossard Jadi Pemisah

    Babak Pertama Man United Vs Arsenal, Gol Trossard Jadi Pemisah

    Liga Inggris
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com