”Kami memiliki resep untuk bangkit dan menang,” ujar kapten Barcelona Carles Puyol. ”Kami perlu kembali menekan. Hal yang paling penting mengenai tim ini adalah reaksi saat kehilangan bola,” ujar Puyol.
Pola permainan agresif, menekan dengan aliran bola cepat, menjadi karakter Barcelona saat dipimpin Pep Guardiola. Pola permainan ini terinspirasi strategi Louis van Gaal saat melatih Guardiola di Barcelona.
Menyerang dan mendominasi penguasaan bola merupakan pola pertahanan Barca yang sangat ampuh. Saat kehilangan bola, mereka agresif menekan, membuat lawan sangat tidak nyaman mengontrol bola.
Etos itu menurun seiring dengan cedera bek tengah Gerard Pique dan Carles Puyol di paruh pertama musim ini. Puyol dan Pique telah kembali, tetapi mereka kini kehilangan motivator dan pemandu, Tito Vilanova.
Pelatih Barcelona itu masih berada di New York menuntaskan terapi kanker kelenjar ludah. Vilanova ditargetkan kembali akhir bulan ini.
Musuh terbesar Barca adalah diri mereka sendiri. Ini sudah diprediksi sejak awal 2013 seiring dominasi mereka di La Liga. Penampilan paling jeblok adalah lini belakang yang kemasukan 21 gol sejak mengandaskan Cordoba 5-0 di Piala Raja, 10 Januari.
Barca selalu kemasukan gol dalam 13 dari 14 laga terakhir. Catatan buruk itu berakhir pekan lalu saat menang 2-0 atas tim papan bawah La Liga, Deportivo La Coruna. Laga ini menjadi pemanasan yang sempurna menjelang laga melawan Milan.
Sebagian besar pemain diistirahatkan oleh Asisten Pelatih Barca Jordi Roura, seperti Pique, Jordi Alba, Andres Iniesta, Sergio Busquets, dan Lionel Messi. Pengatur permainan Xavi Hernandez masih dalam pemulihan cedera dan kemungkinan besar bisa tampil melawan Milan.
”Kami bermain dengan intensitas besar dan sering berada di dalam kotak penalti mereka (Deportivo),” ujar Roura. ”Para pemain terlihat dalam penampilan yang bagus dan kami akan melakukan apa pun yang secara manusiawi mungkin untuk melampaui Milan,” kata Roura.